BicaraIndonesia.id, Cirebon – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan civitas akademika Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) menggelar Bedah Buku Seri Tercerahkan dalam Kedamaian di kampus UINSSC, Senin (16/5/2025).
Direktur Penegakan Hukum BNPT Brigjen Pol Sigit Widodo menyatakan bahwa kegiatan bedah buku ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi antara BNPT dan kalangan akademisi dalam upaya kontra radikalisasi.
Hal ini didasari oleh temuan barang bukti berupa buku-buku bermuatan ekstrem yang disita dari para pelaku terorisme saat operasi penangkapan oleh Densus 88. Buku-buku tersebut menunjukkan masih berlangsungnya proses radikalisasi melalui literatur sebagai sarana membentuk ideologi kekerasan.
“Fakta empiris, dari proses penegakan hukum tindak pidana terorisme selalu tidak lepas dan diawali dengan proses radikalisasi. Buku-buku radikal ini ditemukan dalam jumlah besar di lokasi penangkapan. Ini menunjukkan betapa kuatnya peran literatur dalam membentuk ideologi kekerasan,” tegasnya.
Brigjen Polisi Sigit menambahkan bahwa sebagai bagian dari kontra radikalisasi terhadap buku-buku radikal tersebut, BNPT bersama akademisi, peneliti, birokrat, dan mantan narapidana terorisme (napiter) telah melakukan kajian mendalam terhadap 15 buku yang paling berpengaruh di kalangan kelompok teroris.
Hasil dari kajian ini melahirkan dua buku reflektif dan edukatif berjudul Tercerahkan dalam Kedamaian: Secercah Kisah Mantan serta Tercerahkan dalam Kedamaian: Menggali Akar Radikal Terorisme di Indonesia.
“Jika buku bisa digunakan untuk menyebar kebencian dan kekerasan, maka buku pula yang harus digunakan untuk menyebarkan kedamaian dan pencerahan,” ujarnya.
Melalui kegiatan bedah buku ini, ia berharap seluruh mahasiswa dan dosen UINSSC dapat berperan aktif dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal terorisme di lingkungan kampus maupun masyarakat.
“Mari kita bangun kolaborasi yang tercerahkan dalam keikhlasan. Kita ingin Indonesia maju, damai, dan terbebas dari ideologi kekerasan,” katanya.
Sementara itu, Rektor UINSSC Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M. Ag., menyambut positif penyelenggaraan bedah buku ini di kampus sebagai bagian dari sinergi dalam mencegah penyebaran paham radikal terorisme.
“Kami sangat menyambut gembira kegiatan ini dan tentunya punya irisan dari peran utama kami yaitu dengan melakukan pendidikan dan pembelajaran disamping penelitian dan juga pengabdian kepada masyarakat,” ujar Prof Aan.
“Tugas akademisi salah satunya publikasi ilmiah dan jalur yang paling cepat untuk mendoktrin orang itu melalui buku. Dan disinilah pentingnya kita mengkaji buku,” imbuhnya.
Rektor UINSSC juga berharap agar mahasiswa memahami nilai-nilai lokal yang khas dari sejarah Cirebon, yaitu spiritualisme dan multikulturalisme.
“Nilai-nilai spiritual dan multikulturalisme sangat erat dengan Cirebon. Nilai-nilai tersebut dapat dikaji kemudian ditarik ke masa kini untuk memitigasi radikal terorisme,” pungkasnya. ***
Editorial: A1
Source: BNPT RI