BicaraIndonesia.id, Jakarta – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengungkap data penindakan tersangka terorisme yang dilakukan sejak tahun 2023 hingga 2024.
Dalam penanggulangan terorisme, Polri selalu mengedepankan preventive strike agar pelaku dapat diamankan sebelum melaksanakan aksinya.
Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam paparan capaian kinerja Polri tahun 2024 di Rupatama, Mabes Polri Jakarta Selatan, Selasa 31 Desember 2024.
“Langkah ini menghasilkan zero attack sepanjang tahun 2023 sampai dengan 2024 dengan total 196 tersangka yang diamankan,” jelas Kapolri dalam keterangannya dikutip pada Selasa 31 Desember 2024.
Kapolri menerangkan bahwa terorisme dan radikalisme merupakan permasalahan global yang terjadi hampir di seluruh negara.
Berdasarkan Survei Global Terrorism Index (GTI) tahun 2024, Indonesia masih tergolong ke dalam negara dengan dampak terorisme menengah (medium impacted) dengan peringkat 31 dari 163 Negara.
Kapolri pun menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menanggulangi terorisme dengan menggunakan soft approach dan hard approach.
Selain itu, Polri juga terus meningkatkan upaya deradikalisasi sehingga para pelaku teror dan keluarganya dapat terbebas dari ideologi menyimpang.
“Sepanjang tahun 2024, terdapat 8.118 Napiter dan keluarganya yang dilakukan deradikalisasi, 18 termasuk pada tanggal 21 Desember 2024 telah dilaksanakan pembubaran kelompok terorisme Jamaah Islamiyah (JI) yang dihadiri oleh 1.315 Eks anggota JI di Surakarta, Jawa Tengah,” jelas Kapolri.
Untuk meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku terorisme, Kapolri menyatakan bahwa pihaknya juga terus memperkuat hubungan dengan instansi dari dalam dan luar negeri.
“Sampai dengan saat ini, Polri telah menjalin kerja sama dengan 11 kementerian/ lembaga maupun stakeholder luar negeri dan 6 K
kementerian/lembaga dalam negeri,” jelas Kapolri. (*/Hms/A1)