BicaraIndonesia.id, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penguatan akses pasar produk perikanan Indonesia di luar negeri.
Hal ini salah satunya ditandai dengan pelepasan ekspor 16 kontainer komoditas perikanan senilai USD831,02 ribu atau Rp12,5 miliar ke berbagai negara.
Acara pelepasan ekspor tersebut dipimpin langsung Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, di kawasan industri Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta Utara, Sabtu, 12 Oktober 2024.
“Alhamdulillah, pelepasan ekspor ini menjadi simbol bahwa komoditas perikanan Indonesia masih menjadi primadona di pasar internasional,” ujar Menteri Trenggono dalam siaran persnya, dikutip pada Senin, 14 Oktober 2024.
Menteri Trenggono menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama dalam rangka pencapaian target ekspor saat ini adalah lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor utama karena berkurangnya daya beli masyarakat seperti Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa.
Oleh karena itu, ia terus mendorong upaya diversifikasi pasar ekspor produk perikanan ke pasar-pasar potensial dalam rangka mendorong tercapainya target ekspor tersebut.
Ia mengatakan bahwa KKP melakukan beberapa fasilitasi dukungan kepada pelaku dengan menyiapkan perangkat yang dibutuhkan. Mulai dari bahan baku berkualitas melalui Good Manufacturing Practices (GMP), sistem jaminan mutu disepanjang rantai pasok, sistem logistik dan distribusi yang handal.
“Termasuk akses pasar dan promosi yang mumpuni untuk meningkatkan kinerja ekspor baik di pasar utama maupun pasar potensial,” tuturnya.
Komoditas yang diekspor meliputi Tuna Sirip Kuning Beku, Cakalang Beku, Cumi Beku, Ikan Bandeng Beku, Barramundi Beku, dan Kakap.
Menteri Trengono menerangkan bahwa pengiriman kali ini merupakan awal dari total 30 kontainer senilai USD1,315 juta atau Rp19,79 miliar yang akan diekspor ke Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, Vietnam, Filipina, dan Yordania hingga 13 Oktober mendatang.
Menteri Trenggono juga mengapresiasi kegiatan ini, terutama pada periode Januari-Agustus 2024 nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok sebesar USD 753,07 juta atau meningkat 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Begitu juga ekspor produk perikanan Indonesia ke Vietnam, Australia dan Yordania juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 47,0%, 7,6% dan 3,7%.
“Tentu pengiriman hari ini bukanlah yang terakhir, karena total permintaanya mencapai 30 kontainer. Dan saya harap kedepannya ekspor perikanan semakin meningkat agar berdampak pada masyarakat, khususnya nelayan,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo.
Ia menyampaikan bahwa merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari-Agustus 2024, nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai USD3,73 miliar dengan volume 896 ribu ton.
Komoditas utama ekspor Indonesia meliputi Udang (27,8%), Tuna-Cakalang (17,5%), Cumi-Sotong-Gurita (14,1%), Rajungan-Kepiting (9,6%), Rumput Laut (6, 1%) dan Ikan Nila (1,6%).
“Tahun 2024 ini tuna dan kami mempromosikan tuna di beberapa kesempatan, kami juga sampaikan bahwa Indonesian Seafood punya berbagai produk berkualitas dan terbukti melalui ekspor hari ini,” kata Budi.
Budi mengungkapkan produk tuna-cakalang begitu diminati di pasar internasional dan merupakan komoditas utama ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dengan kontribusi 12,3% dari total ekspor produk perikanan ke Amerika Serikat.
Sementara itu, kontribusi ekspor tuna-cakalang pada periode Januari-Agustus 2024 di pasar Jepang sebesar 24,2%, Vietnam 18,0%, Australia 39,5%, Filipina 50,7% dan Yordania 97,7%.
“Ini tentu kado bagi tahun tuna mengingat tuna-cakalang Indonesia jadi primadona di pasar internasional,” tutup Budi. (*/Hum/A1)