Dalam berdakwah, ia kerap menerima kontra dari masyarakat. Namun ada pula yang pro terhadapnya. Hal tersebut ia alami ketika berdakwah kepada arek-arek Suroboyo dan sekitarnya di setiap warung kopi yang disambangi.
Bicaraindonesia.id – Melalui rokok dan secangkir kopi hitam, Habib Muhammad Assegaf ‘bergerilya’ dari warung-warung kopi untuk melakukan dakwah. Sasaran dari bahan dakwahnya adalah para pemuda.
Selepas salat Sunah Tarawih, Habib Muhammad Assegaf langsung melancarkan gaya dakwahnya ke warung-warung kopi. Paling sering, dia ke warung kopi ‘Oleh Utang’ yang berada di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri Kota Surabaya, Jawa Timur.
Namun jangan salah, Habib Muhammad sendiri sudah mengelilingi Warkop di Kota Surabaya. Saat ini, sudah ada 27 Warkop sebagai tempatnya melakukan syiar agama.
Dalam berdakwah, ia kerap menerima kontra dari masyarakat. Namun ada pula yang pro terhadapnya. Hal tersebut ia alami ketika berdakwah kepada arek-arek Suroboyo dan sekitarnya di setiap warung kopi (warkop) yang disambangi.
Mengingat, konsep ‘Ngaji lan Ngopi’ yang diusungnya sudah menjadi pakem tertentu di kalangan pemuda-pemudi di Kota Pahlawan.
Menurutnya, hal itu justru menjadi tantangan tersendiri baginya. Terlebih dalam menyampaikan beragam syariat Islam kepada pemuda yang masih buta dengan hal itu.
“Ada saja pro kontra ya, karena memang majelis ‘Ngaji Ngopi’ ini tidak seperti biasanya, ada yang melihat dan berpandangan negatif, tapi ya biasa lah dan itu tidak berpengaruh pada dakwah kita sampai saat ini,” kata dia saat berjumpa dengan kontributor Bicaraindonesia.id, Senin (10/5/2021).
Dari 27 warkop yang ada di Surabaya dan Krian, Habib mengaku ingin memperluas syiarnya. Bahkan, ia ingin merangkul segala komunitas yang ada di Jawa Timur (Jatim).