Bicaraindonesia.id – Personel Satgas Yonif 516/CY memberikan pelatihan cara mengelola biji kopi hasil perkebunan warga Kampung Tetop, Boven Digoel, Provinsi Papua. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian warga melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 516/CY, Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin, S.I.P. dalam keterangan tertulisnya di Boven Digoel, Papua, Jumat (11/9/2020).
Dansatgas mengatakan, selain menjaga keamanan wilayah di Papua, Satgasnya juga selalu mengedepankan hubungan dan komunikasi yang baik dengan warga setempat. Selain itu pula peduli terhadap warga yang mengalami kesulitan juga menjadi salah satu fokusnya.
“Seperti pesan yang disampaikan oleh Brigjen TNI Bangun Nawoko selaku Dankolakops Korem 174/ATW, selain bertugas mengamankan daerah perbatasan RI-PNG, kita juga harus memberikan sesuatu hal yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat binaan masing-masing pos serta mengangkat harkat dan martabat masyarakat Papua,” kata Dansatgas.
Menurut dia, hal ini justru menjadi motivasi penyemangat tersendiri bagi prajurit Branjangan yang tergabung dalam Satgas Pamtas Yonif Mekanis 516/CY yang berada di berbagai pos.
Salah satu prajurit yang memberikan pelatihan warga untuk mengolah biji kopi hasil kebun sendiri menjadi serbuk siap konsumsi adalah Kopda Muhammad Sai’in.
Ia menjelaskan, bahwa dalam pelatihan ini Pos Tetop bekerja sama dengan KUD setempat untuk pengadaan mesin giling modern yang bisa dimanfaatkan untuk mengolah biji kopi menjadi serbuk kopi.
Keterampilannya dalam mengolah bubuk kopi itu ia dapatkan dari Dinas Pertanian di Jawa Timur. Dari keterampilan itu kemudian ia kembangkan sendiri di rumah sebelum berangkat penugasan.
Kopda Sai’in mengaku mendapatkan pembekalan dan pengetahuan tentang cara pengolahan biji kopi yang efisien dan efektif.
“Saya mendapatkan ilmu pengolahan biji kopi ini dan saya praktikkan di rumah dengan membuat usaha penggilingan kopi kecil-kecilan. Setelah saya berangkat penugasan, ilmu tersebut saya bagikan kepada warga sekitar Pos Tetop dikarenakan warga sekitar masih mengolah biji kopi dengan cara tradisional sehingga kurang efektif,” kata Kopda Sai’in. (Dispenad)