Bicaraindonesia.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan wilayah destinasi wisata prioritas aman bagi wisatawan, termasuk dari sisi kesehatan.
Hal ini diwujudkan melalui simulasi kesiapsiagaan penanggulangan penyakit berpotensi wabah demam kuning (yellow fever).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, bahwa simulasi dilakukan untuk mengecek dan mengevaluasi apakah di lapangan bisa berpotensi wabah atau tidak.
“Belajar menangani COVID-19, semua negara tidak ada yang siap, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan kesiapan – kesiapan atas segala potensi yang terjadi,” kata Maxi dalam keterangan resminya, seperti dikutip melalui infopublik pada Minggu, 29 Oktober 2023.
Berkolaborasi dengan lintas sektor terkait, Kemenkes memastikan destinasi wisata super prioritas itu siap menyambut datangnya para wisatawan dengan aman dan nyaman.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) selaku pemeran utama bertugas untuk mendeteksi faktor-faktor risiko emerging.
Selain KKP sebagai penjaga pintu masuk negara, sejumlah sektor lain seperti TNI, POLRI, LAKESPRA, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat turut berupaya dalam menjaga sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.
Kemenkes juga menggandeng kantor pelabuhan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP), juga menggandeng TNI AU untuk mengevakuasi termasuk imigrasi dan kepolisian yang berperan jika terjadi chaos ketika ada penolakan di masyarakat.
“Kemudian pihak swasta para pemilik perusahaan kapal. Supaya mereka tahu ketika kapal ditetapkan terjangkit dan sedang dikarantina, mereka harus patuh pada ketentuan,” kata Maxi.
Peran pemerintah daerah juga sangat penting karena prosedur yang dilakukan sesudah pelaksanaan karantina pintu masuk adalah karantina wilayah. Begitu pasien dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas maka kewenangan ada di pemerintah daerah.
Hal ini untuk memastikan proses evakuasi berjalan dengan lancar. Simulasi ini, kata Maxi, merupakan penguatan surveilans dan dilakukan di pintu masuk negara di pelabuhan.
Ia juga mengingatkan masyarakat bahwa potensi terjadinya wabah penyakit tidak bisa dihindari.
Menurutnya, semakin terbukanya transportasi dan perubahan lingkungan sangat memungkinkan terjadinya mutasi virus yang menimbulkan berbagai penyakit. Namun dengan kesiapsiagaan, semua itu dapat diatasi dengan baik.
“Kesiapsiagaan itu paling penting untuk kita tanggulangi bersama. Jadi kita tidak bisa menghindar. Labuan Bajo ini sangat luas sekali, sehingga potensi terjadinya penyakit sangat besar,” jelas Maxi.
Sementara itu, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi menyampaikan terima kasih kepada Kemenkes karena turut andil dalam membangun sektor kesehatan yang fundamental.
Menurutnya, dalam momen ini Kemenkes sekaligus meyakinkan para warga termasuk para wisatawan bahwa Labuan Bajo merupakan destinasi wisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi.
“Mulai hari ini kita mengkampanyekan untuk jangan takut ke Labuan Bajo karena sektor kesehatan sangat memadai,” kata Edi. ***
Editorial: B1
Source: Infopublik