Bicaraindonesia.id, Jembrana – Taruna dan taruni sekolah vokasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengembangkan budidaya udang berkelanjutan di Jembrana, Bali. Udang hasil panen langsung diserap pembeli dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta mengungkapkan, keberhasilan Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana karena menerapkan sistem pembelajaran vokasi dan teaching factory kepada seluruh taruna dan taruni.
Melalui sistem tersebut, porsi praktik di lapangan jauh lebih banyak dibanding teori di kelas, yakni 70 persen berbanding 30 persen. Sistem inipun diterapkan di seluruh satuan pendidikan vokasi lingkup KKP.
“Coba lihat taruna (peserta didik) jika lama belajar teori di kelas, ada berapa yang mengantuk? Kalau praktik di lapangan dijamin tidak mengantuk. Karena kita satuan pendidikan vokasi, harus jauh lebih banyak kegiatan praktiknya, karena kita menghasilkan SDM andal di lapangan,” kata Nyoman dalam siaran persnya, seperti dilansir pada Rabu, 6 September 2023.
Sebanyak 2,3 ton udang budidaya hasil panen langsung diserap pasar. Menurut dia, ini menandakan kualitas udang yang dihasilkan Poliktenik KP Jembrana sangat baik.
Panen kali ini juga menambah capaian PNBP Politeknik. Per 31 Agustus 2023, jumlahnya mencapai mencapai 90,8 persen dari target total PNBP Rp420 juta sehingga pada akhir tahun dapat tercapai 100 persen bahkan lebih.
Nyoman menyampaikan, sistem teaching factory bertujuan menjadikan taruna taruni sebagai sumber daya manusia siap kerja. Dengan kompetensi yang dimiliki, mereka bisa terjun ke dunia usaha maupun menciptakan usahanya sendiri (berwirausaha).
Direktur Politeknik KP Jembrana, Ilham menambahkan, panen udang vaname dilakukan di tambak udang seluas 1.600 meter persegi yang berada di area di Politeknik KP Jembrana.
Pada tahun 2023 ini, KKP membangun dua kolam baru dengan luas masing-masing 1.600 meter persegi sehingga jumlah kolam yang tersedia saat ini sebanyak empat kolam.
Panen kali ini memiliki nilai lebih karena seluruh proses budidaya dilakukan sepenuhnya oleh taruna/i dan para dosen. Sedangkan di tahun-tahun sebelumnya, proses produksi dibantu oleh teknisi dari luar kampus.
Sementara itu, Kepala Teaching Factory Budidaya Ikan, Liga Insani mengatakan, produktivitas yang diperoleh di tambak politeknik ini mencapai 18 ton per hektare dengan pola sistem intensif.
Survival Rate/SR (persentase udang yang hidup) mencapai 95 persen dan Feed Conversion Ratio/FCR (ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging udang) mencapai 1,25. “Sehingga total hasil panen pada siklus kedua ini mencapai 2,3 ton,” kata dia. ***
Editorial: C1
Source: Humas BPPSDM