Bicaraindonesia.id – Masker medis saat ini penggunaannya kian meningkat di tengah pandemi Covid-19. Hal ini tentunya dapat menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya adalah ancaman faktor kesehatan jika limbah tersebut dibuang sembarangan serta tidak dikelola dengan prosedur yang benar.
Apalagi di tengah pandemi ini, limbah medis tidak hanya berasal dari Rumah Sakit. Namun dapat bersumber dari masyarakat atau rumah tangga seperti limbah masker bekas dan Alat Pelindung Diri (APD).
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati menyampaikan, bahwa jumlah limbah medis selama pandemi Covid-19 meningkat 30 persen. Sedangkan kapasitas pengolahan limbah B3 medis di beberapa daerah terutama di luar Jawa masih terbatas.
“Untuk mengelola limbah medis tersebut, KLHK memberikan respon cepat dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor SE.02/PSLB3/PLB.3/3/2020 tentang Pengelolaan Limbah Infeksius (Limbah B3 dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19),” tulis KLHK dalam laman siaran persnya, Senin (18/5/2020).
Untuk limbah medis yang bersumber dari rumah tangga, KLHK meminta Pemerintah Daerah agar berpartisipasi dalam menyiapkan sarana dan prasarana seperti dropbox.
Sedangkan limbah yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), dapat dilakukan pemusnahan dengan insinerator bersuhu 800 derajat celsius. Untuk alternatif lainnya, pemusnahan dapat dilakukan melalui kiln semen.
“Untuk itu, pemerintah daerah wajib mengetahui dan memastikan limbah medis dari fasyankes dikelola dengan tepat,” kata Rosa Vivien.
Di Kota Pahlawan sendiri, sekelompok pemuda yang menamakan diri Komunitas Muda-Mudi Surabaya (KMS), berinisiatif mendaur ulang limbah masker medis menjadi barang yang bermanfaat.
Komunitas peduli lingkungan yang dimotori oleh Zubaidulloh ini berkreasi dengan memanfaatkan limbah masker medis menjadi kerajinan pot bunga.
“Masker memang menjadi salah satu alat pelindung diri dari virus dan debu. Tapi, jangan sampai masker juga menjadi salah satu limbah yang mencemari lingkungan,” kata Ketua KMS Zubaidullah kepada Bicaraindonesia.id, Minggu (31/1/2021).
Ubaid – sapaan lekat Zubaidulloh mengaku prihatin karena masih banyaknya masyarakat yang abai terhadap limbah masker. Apalagi limbah tersebut dibuang secara sembarang sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan.
“Dari keprihatinan tersebut kami berupaya memanfaatkan limbah masker untuk kerajinan,” ungkap pria yang sehari-hari bekerja di BPB dan Linmas Kota Surabaya ini.
Ubaid mengungkapkan, sebelum dibuat menjadi kreasi pot bunga, limbah medis yang telah dikumpulkannya itu direndam menggunakan pemutih pakaian selama 24 jam. Kemudian limbah masker dijemur dan selanjutnya dicampur menggunakan semen dan lem kayu.
“Masker yang kita buat itu adalah limbah masker kita sendiri. Saya harap anak muda jangan menjadi penonton. Anak muda jadilah generasi perubahan diawali dari diri sendiri,” pesan Ubaid. (A1)