Pengasuh Pesantren Kauman Lasem Rembang, Nyai Hj Durrotun Nafisah Zaim mengungkapkan kisahnya selama berdakwah di lingkungan Pecinan, daerah pemukiman warga Tionghoa.
“Pesantren kami berdiri di tengah kampung Pecinan. Ketika pertama kali datang, kami disambut baik oleh tetangga dan warga Pecinan. Mereka berharap kehadiran kami dapat mengatasi kebiasaan buruk masyarakat yang menjadikan pos kampling di samping pesantren sebagai tempat mabuk-mabukan,” kata Nyai Durroh, sapaan akrabnya.
Ia mengungkapkan, dengan menggunakan dakwah persuasif yang terinspirasi dari Walisongo, para santri diminta mendekati pemabuk tersebut dengan membawa kitab sembari bincang-bincang. Singkat cerita, tempat tersebut tidak lagi digunakan sebagai tempat mabuk.
Istri KH Zaim Ahmad (Gus Zaim) ini juga menceritakan bagaimana cara berdakwah dengan damai lainnya ala pesantren Kauman Lasem Rembang, dengan mengirimkan santri-santrinya untuk bertakziyah dan tahlilan di rumah non muslim.
“Saat itu ada tetangga non muslim yang meninggal, kami diminta bertakziyah. Lalu, dikirimlah beberapa santri untuk bertakziyah. Karena takziyah sendiri itu kan berarti menghibur. Sehingga tidak menyalahi syariat jika kami datang sekedar menghibur, dan tidak mendoakan,” tuturnya.
Suatu ketika, lanjut Nyai Durroh, saat tetangga pesantren yang nonmuslim meninggal, salah seorang anggota keluarga itu yang muslim meminta dirinya menggelar tahlilan selama tujuh hari di rumah duka. Dengan senang hati, ia pun mengiyakan permintaan tersebut.
“Akhirnya, kami kirimkan sejumlah santri ke rumah tersebut untuk tahlilan. Namun, tahlil ditujukan untuk kakek-neneknya masing-masing santri yang telah meninggal. Jadi, di sana kami hanya numpang tempat saja. Niatnya tidak kami tujukan kepada tetangga yang meninggal itu,” ungkapnya.
Dengan demikian, menurut dia, tidak mengecewakan tetangga sehingga hubungan sosial tetap berjalan harmonis. Selain itu, juga tidak mengorbankan syariat yang menjadi pegangan sejak dahulu kala.
Dakwah di Media Sosial
Selama Ramadhan kemarin, Nyai Durroh mulai berdakwah yang disiarkan langsung melalui Channel YouTube Pondok Kauman Lasem. Tahun ini, ia memulai pengajian kitab Tafsir al-Ibriz yang dipadukan dengan Tafsir al-Iklil dan Tafsir Ibnu Katsir.