Bicaraindonesia.id, Jakarta – Dalam membangun ketahanan nasional untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan dan hambatan dari aspek radikal terorisme, senjata yang dibutuhkan adalah narasi-narasi yang mampu mengubah mindset dan disebar melalui media sosial.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam Rapat Pimpinan bulan Desember 2022 di Jakarta, Selasa (06/12/2022).
“Dalam membangun ketahanan nasional, narasi menjadi senjata untuk merubah mindset, membangun kesiapsiaagaan nasional, dan menanamkan Islam yang moderat,” kata Boy Rafli dalam keterangan resmi di laman bnpt.go.id, seperti dikutip pada Minggu (11/12/2022).
Boy Rafli juga berpesan agar narasi-narasi yang dibuat harus fokus untuk mengajak masyarakat tidak anti terhadap kemanusiaan, tidak menggunakan kekerasan ekstremisme, membajak agama, dan bersikap intoleran.
“Kita ajak masyarakat tidak boleh ada yang anti kemanusiaan, jangan menggunakan kekerasan ekstremisme, membajak agama untuk kepentingan tertentu, dan bersikap intoleran, tentu tujuan kita adalah memastikan demokrasi steril dari radikalisasi intoleransi,” terangnya.
Ia menambahkan jika narasi positif dan kuat yang disebarkan melalui media sosial, dapat melemahkan propaganda yang dilakukan kelompok anti Pancasila tanpa perlu menjatuhkan satu butir peluru.
Mendukung program penguatan narasi yang disampaikan Kepala BNPT, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Nisan Setiadi memaparkan, jika beberapa program kontra propaganda yang spesifik dalam hal penyebaran narasi telah berjalan dengan lancar.
Pada kesempatan ini, turut dibahas upaya mitigasi maraknya politik identitas saat pemilu 2024 berlangsung. Rencananya di Januari 2023 mendatang, BNPT RI akan menggandeng KPU dalam menyelenggarakan dialog agar pemilu tidak menjadi ajang permusuhan.
Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mengajak seluruh elemen bangsa menghadapi tahun politik dengan tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan. ***
Source: BNPT
Editorial: A1