Bicaraindonesia.id, Pangkal Pinang – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk membeli dan memakai produk lokal. Ini sebagaimana menguatkan arahan Presiden Joko Widodo dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) untuk menggerakan perekonomian dalam negeri.
Pernyataan itu disampaikan Gubernur Khofifah di sela kunjungannya ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka misi dagang Provinsi Jawa Timur ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Selasa (24/5/2022).
Gubernur Khofifah mengatakan, saat ini berbagai upaya telah dilakukan di tiap kabupaten/ kota Jatim untuk menggairahkan perekonomian setelah angka Covid-19 melandai. Ia mencontohkan, seperti di Kota Surabaya yang sekarang ini tengah menggelar rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya pada tanggal 31 Mei 2022.
Acara pertama yang digelar itu diawali dengan Surabaya Shopping Festival pada tanggal 1 – 31 Mei 2022. Festival belanja ini diselenggarakan serentak di 39 mal Surabaya bekerja sama dengan Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI).
Beberapa rangkaian lain di antaranya adalah pada Minggu (22/5/2022) malam, digelar Festival Rujak Uleg 2022 yang melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Kota Pahlawan. Festival ini diikuti sebanyak 700 peserta dari sejumlah instansi pemerintah, stakeholder maupun komunitas.
“Saya berharap ajang ini dapat menjadi kebangkitan perekonomian masyarakat Jatim, khususnya UMKM di Kota Surabaya,” ujarnya.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, Gubernur Khofifah menyatakan, bahwa gejolak perekonomian global dapat diatasi dengan strategi membelanjakan uang. Baik itu membelanjakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), swasta, maupun masyarakat untuk membeli produk dalam negeri.
“Minimal 40 persen belanja pemerintah pusat dan daerah, serta belanja barang dan modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dialokasikan untuk membeli produk dalam negeri, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ungkapnya.
Menurut dia, langkah tersebut juga merupakan bentuk tindak lanjut atas target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat kepada Jawa Timur agar membelanjakan APBD untuk Produk Dalam Negeri (PDN) dan UMKM sebesar Rp 26,8 triliun di tahun 2022.
Target belanja PDN tersebut, dikatakannya merupakan bagian dari target belanja APBN dan APBD untuk UMKM dan PDN sebesar Rp 400 triliun dari seluruh kementerian dan pemerintah daerah.
“Di momen yang sangat baik ini, kembali saya mengajak kita bersama saatnya gotong royong memulihkan perekonomian rakyat melalui belanja produk-produk lokal. Baik dari sisi APBD maupun dari masyarakat juga,” tandas Gubernur Khofifah.
Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, sebanyak 93,37 persen atau 9,13 juta unit UMKM di Jatim ditopang oleh Usaha Mikro. Sedangkan 5,92 persen atau 579.567 unit merupakan Usaha Kecil, yakni yang memiliki pendapatan antara Rp300 juta hingga Rp 2,5 miliar per tahun.
Sisanya, yang tergolong Usaha Menengah dengan penghasilan lebih dari Rp 2,5 miliar per tahun, berkisar 0,70 persen atau 68.835 unit. Hal ini berarti Usaha Mikro merupakan penopang utama di Jatim. (SP/HD1/A1)