Bicaraindonesia.id, Jakarta – Media sosial (medsos) kerap disalahgunakan untuk menyebarluaskan berita bohong, ujaran kebencian hingga narasi radikal yang dapat melahirkan serigala tunggal (lone-wolf) dalam terorisme.
Fenomena ini harus menjadi perhatian seluruh kalangan masyarakat mengingat saat ini pengguna media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang yang mengalami peningkatan 12,35 persen dan didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Dedi Sambowo mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan media sosial dalam mengampanyekan pesan-pesan positif.
“Kontra narasi melalui media sosial merupakan upaya yang efektif, dibutuhkan upaya dan keterlibatan seluruh pihak untuk dapat mendiseminasikan kontra narasi di media sosial,” kata Dedi Sambowo dalam keterangan tertulis sebagaimana dikutip pada Minggu (2/5/2022)
Kontra narasi dilakukan dengan kolaborasi seluruh unsur masyarakat termasuk di dalamnya pemerintah, akademisi, komunitas, media dan pelaku usaha.
Dedi Sambowo optimis, jika seluruh pihak menyebarkan narasi positif dalam berinteraksi di media sosial dampaknya akan besar untuk Indonesia yang damai.
“Jika upaya kontra narasi dilakukan oleh seluruh pihak secara kolaboratif, maka tidak akan ada lagi ruang bagi narasi kebencian bernuansa radikal terorisme,” lanjutnya.
Peran serta seluruh masyarakat pengguna media sosial dalam memberikan informasi dan juga narasi yang positif, akan berperan penting dalam membangun situasi Indonesia yang damai.
Source: BNPT
Editorial: B1