Bicaraindonesia.id – Pelayanan kesehatan menjadi salah satu persoalan di Kota Probolinggo. Pasalnya, saat ini Kota Probolinggo hanya memiliki satu rumah sakit tipe B. Sementara untuk daya tampung rumah sakit itu juga penuh, karena harus menampung pasien dari luar Kota Probolinggo. Untuk mengatasi hal itu, Pemkot Probolinggo berharap ada penambahan rumah sakit di kota tersebut.
“Saat ini kapasitas di RS Kota Probolinggo sudah sangat penuh, bahkan banyak pasien yang tidak mendapatkan kamar,” kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin saat audiensi dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (11/6/2019).
Wali Kota Probolinggo menyebut, sebagai persiapan untuk penambahan atau pembangunan rumah sakit, saat ini pihaknya telah menyiapkan lahan sekitar 4 hektare. Selain itu, Detail Engineering Design (DED) nya juga telah diperbarui.
“Kami berharap Ibu Gubernur bisa mendorong ke Bappenas untuk mendorong percepatan proses pembangunan RS itu,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mendukung rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) di Kota Probolinggo. Bahkan, ia menyatakan pembangunan rumah sakit sangat penting untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik.
“Terkait pembangunan RS ini apa yang harus dikoordinasikan, dan saya sangat memperoleh masukan sehingga reasoning programnya jelas,” kata Gubernur Khofifah.
Maka dari itu, Gubernur meminta untuk mempercepat proses, Pemkot Probolinggo diharapkan segera mengirimkan surat dengan melampirkan proposal pengajuan yang telah diberikan ke Bappenas maupun Presiden.
“Saya tunggu suratnya agar hal ini bisa segera ditindaklanjuti. Apalagi, untuk rumah sakit Pemprov lebih dulu fokus di Madura,” terangnya.
Selain itu, Gubernur Khofifah memastikan, pihaknya juga akan memberikan bantuan kapal penumpang yang bisa difungsikan sebagai ambulan laut. Dalam operasionalnya nanti, format yang digunakan yakni kerjasama operasional (KSO) antara pusat, provinsi dan Kota Probolinggo.
KSO tersebut mencakup alat kesehatan yang akan digunakan, tenaga medik dan paramedik, serta biaya operasionalnya.
“Saat ini saya masing hitung-hitungan dengan Menkes terkait costnya serta alkesnya (alat kesehatan). Karenanya, rencana penggunaan kapal dan yang dilayari mana saja juga harus dikoordinasikan dengan baik,” pungkasnya.