Bicaraindonesia.id – Pasangan suami istri (Pasutri), Abdul Hakim dan Zakhiyah Sholikhah warga Medayu Utara, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur, mengaku senang, bangga dan lega karena bisa wisuda S2 (pascasarjana) bersama dengan meraih nilai terbaik (cumlaude) di Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
“Ini merupakan salah satu pencapaian terbesar dan membanggakan yang telah kami lakukan bersama,” kata Abdul Hakim usai acara wisuda Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) di Convention Hall Lantai 3 Grand City Convex, Surabaya, Sabtu (28/09/19).
Abdul Hakim diketahui merupakan jurnalis di Perum LKBN ANTARA. Sedangkan Zakhiyah Sholikhah, adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Direktorat Jenderal Pajak RI, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI.
Hakim mengambil Program Studi Magister Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Media. Sedangkan Zakhiyah, mengambil program Magister Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Sumberdaya Manusia.
Hakim meraih nilai cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,84 dan tesis-nya berjudul “Strategi Komunikasi Politik DPC PDI Perjuangan Surabaya Dalam Mempertahankan Kemenangan di Pemilu Legislatif 2019” setebal 383 halaman mendapat nilai A.
Sedangkan Zakhiyah juga meraih nilai cumlaude dengan IPK 3,72 dan judul tesis-nya “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening” (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surabaya Krembangan) setebal 145 halaman mendapat nilai A.
“Alhamdulillah, saya dan istri bisa menempuh pendidikan S2 di Unitomo tepat waktu. Saya dan istri mendaftar S2 di Unitomo pada tahun 2017 dan bisa menyelesaikan studi bersama tahun 2019 ini,” ujar Hakim.
Menurutnya, dengan meraih gelar magister kali ini, maka sudah memenuhi salah satu harapan dari orang tua. “Dulu almarhum bapak saya punya cita-cita bahwa semua anaknya harus mengenyam pendidikan tinggi paling tidak S1. Tapi sebagai anak, saya dan saudara menaikkan grade (kelas) ke S2 dan S3. Alhamdulillah kakak saya sudah S3 di Bandung dan saya S2 di Surabaya,” tuturnya.
Bagi Hakim, meletakkan gelar pada posisi dan peran yang sesuai itu penting agar bisa memberikan kontribusi secara maksimal kepada masyarakat luas. “Jadi intinya tidak sekedar gelar, tapi ada nilai tambah dari sebelumnya,” kata dia.
Ia juga menekankan pentingnya tanggung jawab moral bagi seseorang yang telah menyandang gelar magister maupun doktor. Selama ini, banyak yang lupa atau bahkan tidak memahami tentang tanggung jawab moral yang mengikutinya, sehingga kontribusi dan karyanya berhenti setelah mendapat gelar yang diperoleh.
Saat ditanya apakah akan melanjutkan pendidikan S3, Hakim mengatakan untuk saat ini belum memikirkan hal itu. Namun tidak menutup kemungkinan rencana untuk melanjutkan studi kejenjang lebih tinggi itu ada.
“Yang penting itu semangat belajar dan mencari ilmu selalu ada. Tidak pandang umur. Penting lagi ilmunya barokah atau bermanfaat,” katanya.
Hal sama juga dikatakan Zakhiyah Sholikhah. Ia mengaku bangga karena bisa wisuda bersama dengan suaminya. Tentunya hal ini bukan akhir dari segalanya karena semangat untuk belajar tidak kenal usia.
“Saya berharap ini tidak sekedar formalitas saja, tapi ada ilmu yang bisa diambil untuk bisa ditularkan ke yang lainnya. Itu harapan saya,” kata ibu dua anak ini.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Universitas DR. Soetomo (Unitomo), Meithiana Indrasari mengatakan bangga atas diraihnya gelar magister untuk Abdul Hakim dan Zakhiyah Sholikhah dengan nilai memuaskan.
“Kami ucapkan selamat semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat,” kata dia.
Menurutnya, kebeerhasilan dalam menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini menjadi modal utama dalam mengambil posisi di masyarakat dalam rangka membangun bangsa dan negara.
Hal ini menunjukkan bahwa Unitomo mampu mendidik dan membentuk lulusan menjadi SDM yang berwawasan serta memiliki kualifikasi serta kompetensi yang dibutuhkan untuk berkiprah di masyarakat serta menjawab berbagai persoalan yang ada di masyarakat.