Bicaraindonesia.id – Sebanyak 950 pohon bonsai bertarung dalam Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya, yang berlangsung di East Parking Area Ciputra World (Ciwo) sejak tanggal 8 – 18 November 2021. Ratusan bonsai terbaik itu, merupakan milik para kolektor yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
Ketua Panitia acara Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya, Andre Sutanto menjelaskan, bahwa Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya ini sekaligus untuk memperingati Hari Pahlawan. Seluruh bonsai terbaik milik kolektor dari berbagai daerah di Indonesia dipamerkan dan dilakukan penilaian dalam event ini.
“Ada 950 pohon yang ikut bagian dari seluruh Indonesia dan semuanya adalah bonsai-bonsai terbaik di daerahnya. Kita sangat bangga teman-teman mengeluarkan pohon-pohon terbaiknya untuk diikutsertakan dalam kontes,” kata Andre, Sabtu (13/11/2021).
Andre menyebut, kontes bonsai ini terbagi menjadi lima kelas. Mulai dari kelas prospek atau pemula, regional, madya, utama, dan bintang. Bagi dia, event kali ini bisa dibilang spektakuler. Karena, bonsai yang dipamerkan mencapai 950 pohon.
“Ini adalah jumlah yang spektakuler dan rekor. Para juara-juara best in show berkumpul di Surabaya untuk bertarung memperebutkan siapa yang terbaik,” katanya.
Meski demikian, Andre pun tak menampik pandemi juga berdampak signifikan terhadap geliat UMKM bonsai. Selama hampir dua tahun terakhir, UMKM bonsai termasuk perputaran ekonomi di dalamnya ikut terhenti. Karenanya, ia bersyukur situasi Covid-19 di Surabaya kini sudah berada di Level 1.
“Kalau tidak ada pameran bonsai, geliat UMKM dan semuanya tidak berjalan dengan lancar. Jadi stop, berhenti, pendapatan untuk mereka (UMKM) juga tidak ada. Pengaruh juga terhadap pengrajin pot, budidaya bonsai, seniman bonsai hingga jual beli bonsai,” kata dia.
Menurutnya, semua kalangan dapat berperan serta dalam pohon bonsai. Terlebih lagi, kaum milenial saat ini juga mulai menjadikan pohon bonsai sebagai investasi jangka panjang. “Karena tidak ada bonsai itu tambah lama tambah murah (harganya). Tambah lama itu tambah mahal. Karena tingkat kematangan tinggi dan lain-lain,” jelasnya.
Di waktu yang sama, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi yang hadir sekaligus membuka event tersebut menilai bahwa pameran dan kontes bonsai yang diselenggarakan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kota Surabaya itu menunjukkan kreativitas dan kreasi UMKM bonsai bisa terus bergerak dan dijalankan.
“Saya matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh masyarakat yang terus menjaga Surabaya, sehingga Surabaya dapat turun menjadi level 1. Karena kalau sudah level 1, semua kegiatan termasuk UMKM pameran bonsai ini juga bisa berjalan,” kata Eri.
Ia berharap, pameran dan kontes bonsai seperti ini dapat terus diadakan rutin ke depannya. Sehingga UMKM yang bergerak di bidang bonsai bisa terus bergeliat dan khususnya bagi PPBI Kota Surabaya.
“Sehingga pameran bonsai terus bisa bergerak, terus bisa berkembang. Tapi bukan berarti pamerannya menunggu Nasional. Kalau Surabaya bisa mengadakan, tidak (harus) menunggu pameran Nasional,” ujarnya.
Bahkan, supaya UMKM Bonsai di Kota Surabaya bisa terus berkembang, pihaknya bersedia untuk memfasilitasi mereka. Salah satunya yakni dengan menyediakan tempat pameran baik di Balai Kota atau Balai Pemuda Surabaya. “Sehingga pergerakan UMKM nya bonsai di Kota Surabaya terus berkembang bersama-sama dengan Kota Surabaya,” terangnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menyatakan, bahwa hidup itu juga harus didampingi dengan seni. Manifestasi seni tersebut, salah satunya dapat diwujudkan melalui pohon bonsai yang di dalamnya juga memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Semoga pameran ini bisa memberikan manfaat kepada seluruh UMKM bonsai dan menjadi kebangkitan awal setelah masa pandemi Covid-19, khususnya di Kota Surabaya,” imbuhnya. (SP/A1)