Bicaraindonesia.id – PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menggelar webinar bersama pelaku pers atau media di Jawa Timur secara daring dalam rangkaian Peringatan HUT ke-26 PJB yang jatuh pada tanggal 3 Oktober 2021. Webinar ini untuk mengenalkan potensi energi baru terbarukan (EBT).
Direktur SDM dan Administrasi PJB, Karyawan Aji dalam sambutannya menyampaikan, bahwa penerapan EBT di Indonesia sudah tidak bisa dihindari lagi terlebih adanya perjanjian internasional Paris Agreement yang bertujuan mengurangi emisi karbon di Tanah Air, dimana ditargetkan pada tahun 2025 Indonesia diharapkan bisa menggunakan EBT mencapai angka 23 persen.
“Potensi EBT di Indonesia menjadi magnet tersendiri bagi dunia internasional, karena cukup besar,” kata Karyawan Aji dalam keterangan resmi yang diterima Bicaraindonesia.id, Rabu (13/10/2021).
Ia berharap, dengan dilaksanakannya Webinar ini, bisa terjadi upaya saling bertukar informasi untuk pengembangan EBT di Indonesia. Serta, sebagai forum silaturahmi antara PJB dengan media massa di Jawa Timur.
Sementara narasumber pertama dalam webinar yaitu Direktur Pengembangan dan Niaga PJB, Iwan Purwana memaparkan, program pengembangan EBT yang dilakukan PJB melalui beberapa skema, masing-masing EBT Skema Kemitraan, EBT Kepulauan Tersebar, PLTS Untuk Pemakaian Sendiri (PS), Elektrifikasi dengan EBT.
Iwan yang mengangkat tema “Kinerja produksi EBT Menyongsong Energi Hijau Masa Depan” dalam webinar itu mengatakan, bahwa PJB juga mempunyai skema PLT Hybrid, yakni tenaga campuran, terdiri dari diesel, tenaga surya dan baterai.
Sedangkan narasumber kedua, Pakar Bioenergy Engineering, Agricultural Engineering dari Universitas Brawijaya, Malang, Bambang Susilo mengatakan, potensi EBT di Indonesia cukup besar, karena memiliki sumber daya alam yang cukup banyak.
Bambang yang juga sebagai Dosen Fakultas Teknologi Pertanian itu menyebut, beberapa potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia di antaranya aliran air, tenaga solar/matahari, biomassa, bahan bakar nabati, biogas, suhu kedalaman laut, angin, ombak laut, panas bumi (geothermal).
Bambang yang dalam acara webinar itu menyampaikan materi bertema Solusi EBT berbasis riset: Akselerasi pencapaian energi hijau di masa depan pemanfaatan dan nilai keekonomiannya menyebut komposisi energi ke depan sangat membutuhkan EBT, yakni pada tahun 2100 karena menurunnya energi fosil.
“Indonesia akan menjadi negara yang akan sangat dibutuhkan karena potensinya besar, seperti musim yang menghasilkan energi, yakni panas dan hujan,” katanya.
Ia mengatakan, secara umum energi baru adalah energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, dan energi terbarukan adalah energi yang dalam waktu pendek bisa diperbarui, kemudian dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik.
“Oleh karena itu, perlu kiranya didorong terus pengembangan EBT, sehingga mampu menjadikan Indonesia mandiri dengan sumber daya alamnya,” tutupnya. (HD1/A1)