Bicaraindonesia.id – Pemerintah telah merencanakan kebijakan fiskal yang tetap ekspansif dan konsolidatif untuk menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan penguatan reformasi struktural. Hal ini bertujuan untuk mendukung percepatan pemulihan sosial-ekonomi.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat paripurna tentang penyampaian APBN Tahun Anggaran 2022 Beserta Nota keterangannya di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Senin (16/8/2021).
“Belanja negara dalam Rencana APBN (RAPBN) 2022, direncanakan sebesar Rp. 2.708,7 triliun yang meliputi belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.938,3 triliun serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp770,4 triliun,” kata Presiden Jokowi sebagaimana dilansir dalam laman resmi setneg.go.id, Rabu (18/8/2021).
Presiden Jokowi juga menerangkan, bahwa anggaran belanja negara akan difokuskan kepada empat sektor. Yakni, kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan dan infrastuktur.
“Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp255,3 triliun atau 9,4 persen dari belanja negara, anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp427,5 triliun untuk membantu masyarakat miskin dan rentan memenuhi kebutuhan dasarnya,” terangnya.
Sedangkan untuk peningkatan produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pemerintah telah menyiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp541,7 triliun. Kemudian, untuk pembangunan infrastruktur dianggarkan Rp384,8 triliun.