Bicaraindonesia.id, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperluas diseminasi teknologi hasil inovasi penyuluh perikanan sebagai upaya mendorong peningkatan produktivitas sektor kelautan dan perikanan. Inovasi tersebut dirancang untuk membantu nelayan dan pembudi daya, sekaligus menjaga keberlanjutan ekologi.
Dua teknologi yang menjadi perhatian publik saat ini adalah Lampu Ri Tallangang (LARITA) dan Crab Drum, hasil pengembangan penyuluh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros.
Keduanya telah ditetapkan sebagai teknologi terekomendasi melalui Keputusan Kepala BPPSDM KP Nomor 320 Tahun 2025 sehingga dapat diadopsi masyarakat pesisir maupun pelaku usaha perikanan.
Pusat Penyuluhan KP menilai kedua inovasi ini merupakan contoh konkret teknologi terapan yang mudah dijangkau masyarakat.
”Keberhasilan inovasi teknologi seperti LARITA dan Crab Drum dapat ditunjukkan dari mudahnya teknologi tersebut diadopsi masyarakat karena memiliki kriteria murah untuk dicoba serta mudah atau tidak rumit untuk diterapkan,” terang Kepala Pusat Penyuluhan KP, Yayan Hikmayani dalam siaran tertulis di Jakarta dikutip pada Rabu (19/11/2025).
Kepala BRPBAP3 Maros, A. Indra Jaya Asad, menyatakan bahwa inovasi tersebut lahir dari kebutuhan nyata di lapangan.
“Kami berangkat dari persoalan nyata di masyarakat, bagaimana nelayan dan pembudi daya bisa tetap produktif dengan biaya operasional rendah namun ramah lingkungan. LARITA dan Crab Drum adalah wujud nyata transfer teknologi yang sederhana tapi berdampak besar bagi kesejahteraan pesisir,” ujar Indra.
LARITA: Lampu Hemat Energi untuk Tingkatkan Tangkapan Nelayan
LARITA (Lampu Ri Tallangang) merupakan lampu celup hemat energi yang ditujukan bagi nelayan kecil untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan pelagis pada malam hari. Bila lampu halogen konvensional membutuhkan 500 watt, LARITA hanya memerlukan daya 10–30 watt.
Penggunaannya mampu menurunkan konsumsi bahan bakar hingga 80 persen, sehingga sangat efisien bagi nelayan yang mengandalkan peralatan sederhana.
Hasil uji coba di Kepulauan Selayar menunjukkan peningkatan hasil tangkapan hingga 150 persen. Selain itu, lampu ini dapat dijalankan menggunakan aki bekas atau panel surya, membuatnya relevan bagi nelayan di daerah terpencil yang akses energinya terbatas.
Crab Drum: Solusi Budidaya Kepiting yang Lebih Efisien
Crab Drum adalah inovasi wadah berbentuk silinder dari bahan plastik kuat yang dirancang untuk budidaya kepiting bakau (Scylla spp.). Teknologi ini membantu mencegah kanibalisme antarkepiting, meningkatkan efisiensi pakan, serta mempermudah pemeliharaan hingga panen.
Pengujian di berbagai daerah, mulai Wakatobi, Konawe hingga Sidoarjo, menunjukkan bahwa Crab Drum mampu meningkatkan pertumbuhan kepiting sebesar 40–60 persen. Pelaku usaha juga mendapatkan keuntungan ekonomi dengan masa balik modal kurang dari dua tahun. (*/Pr/A1)


