Bicaraindonesia.id, Jakarta – Indonesia menegaskan kesiapannya tampil sebagai pemain kunci dalam transisi energi dan pembangunan berkelanjutan global. Hal ini dibahas dalam Rapat Koordinasi Persiapan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM bersama Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah serta Kadin Indonesia akan menyelenggarakan ISF 2025 sebagai langkah strategis kolaborasi pemerintah dan swasta dalam mendorong isu keberlanjutan.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY), Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, serta Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar.
Menko AHY menyatakan pihaknya dari sisi pendekatan infrastruktur dan pembangunan kewilayahan ingin memberikan support dan mendorong agar penggunaan teknologi dan inovasi ramah lingkungan semakin meluas.
“Dengan demikian, jika ini terintegrasi dengan baik, bisa membuka lapangan pekerjaan baru sekaligus menjawab tantangan ke depan. Kami siap berkolaborasi agar ISF 2025 tidak hanya sukses penyelenggaraan, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat,” jelas Menko AHY dalam siaran tertulisnya di Jakarta dikutip pada Kamis (2/10/2025).
ISF 2025 dijadwalkan berlangsung pada 10-11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) dengan tema “Investing for a Resilient, Sustainable, and Prosperous World.”
Forum ini akan mempertemukan pemangku kepentingan lintas sektor, mulai dari pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, investor global, hingga organisasi internasional.
Rangkaian acara meliputi plenary sessions, thematic sessions, high-level dialogues, pameran, serta Science Corner yang menampilkan inovasi kampus nasional seperti UI, ITB, IPB, ITS, dan UGM.
Salah satu agenda unggulan adalah high-level dialogue bersama 30 CEO dunia yang difasilitasi oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).
Menteri Rosan menuturkan ISF 2025 bukan hanya forum diskusi, melainkan panggung bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan global dalam hilirisasi, energi terbarukan, dan ekonomi hijau.
“Event ini juga sebagai display proyek-proyek strategis yang akan kita tawarkan, dan harapannya dapat menghasilkan kerja sama konkret yang memberi dampak nyata bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Hingga 30 September 2025, lebih dari 4.000 peserta telah mendaftar, dengan 3,7 persen di antaranya berasal dari luar negeri.
Panitia menargetkan peningkatan partisipasi internasional, khususnya dari ASEAN dan Asia Pasifik, melalui kerja sama dengan IIPC, Kementerian Luar Negeri, serta jaringan Kadin luar negeri.
“Dunia usaha siap menjadi motor penggerak dalam transformasi hijau Indonesia. Melalui ISF 2025, kami ingin menunjukkan kesiapan sektor swasta untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan mitra global, guna menghadirkan solusi inovatif sekaligus membuka peluang bisnis baru yang berdaya saing dan berkelanjutan,” ungkap Bobby Gafur Umar.
Dari sisi substansi, 49 pembicara telah terkonfirmasi hadir, terdiri dari 17 pembicara nasional dan 32 pembicara internasional. Agenda forum akan menyoroti energi bersih, hilirisasi mineral kritis, pembiayaan hijau, dan transformasi digital. (*/Sp/A1)


