Bicaraindonesia.id, Jakarta – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI memastikan sekolah-sekolah yang terdampak banjir di Provinsi Bali akan mendapatkan bantuan. Bantuan yang diberikan berupa sarana serta perbaikan sarana dan prasarana (sarpras) sekolah.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikdasmen, Gogot Suharwoto, saat meninjau langsung lokasi banjir di Bali pada Kamis (11/9/2025).
“Kami akan memberikan bantuan berupa sarana dan perbaikan prasarana sekolah sehingga mengurangi risiko dampak banjir, pada tahun anggaran 2026,” ujar Dirjen Gogot.
Dalam kunjungannya, Dirjen Gogot meninjau sejumlah sekolah di Bali, yakni SDN 04 Dauh Puri, SDN 12 Dauh Puri, SDN 10 Paguyangan, dan SDN 11 Paguyangan. Pada kesempatan itu, ia juga menyerahkan bantuan berupa *school kit* kepada murid-murid terdampak banjir.
“Data sementara, sebanyak 60 sekolah mengalami rusak berat, sedangkan 906 siswa dan 74 guru terdampak banjir,” katanya.
Banjir besar di Bali ini dipicu curah hujan tinggi pada Selasa, 9 September 2025 pukul 23.15 WITA. Berdasarkan pemetaan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), tercatat ada 1.835 sekolah terdampak banjir di seluruh wilayah Bali.
Rinciannya, di Kabupaten Badung terdapat 214 sekolah, Kabupaten Gianyar 285 sekolah, Kabupaten Jembrana 226 sekolah, Kabupaten Klungkung 49 sekolah, Kabupaten Tabanan 113 sekolah, dan di Kota Denpasar sebanyak 948 sekolah.
Gubernur Bali bersama Wali Kota Denpasar telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Cuaca Ekstrem selama tujuh hari, terhitung sejak 10 hingga 17 September 2025.
Dirjen Gogot mengimbau pemerintah daerah di Bali agar tetap menyelenggarakan layanan pendidikan dengan menyesuaikan kondisi sekolah masing-masing.
“Layanan pendidikan harus tetap diberikan segera untuk memastikan anak-anak kita tetap belajar walaupun di kondisi pasca darurat bencana,” pungkasnya. (*/Pr/A1)