Bicaraindonesia.id, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyerahkan bantuan bagi tujuh pedagang terdampak aksi kerusuhan dan pembakaran Polsek Tegalsari Surabaya pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Bantuan tersebut berupa modal dan tempat usaha sementara di Sentra Wisata Kuliner (SWK) bagi pedagang yang lapaknya terbakar.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, sebagian besar lapak pedagang tersebut ludes terbakar dan barang-barangnya dijarah.
“Ini warga Surabaya, kita lihat beliau-beliau ini membuka warung untuk menyambung hidup, menggerakkan ekonomi. Ternyata, pas kejadian tempatnya beliau dibakar semua, tapi sebelum dibakar barangnya diambil semua, ini sudah tidak benar,” kata Eri dalam keterangan tertulis dikutip pada Sabtu (6/9/2025).
Eri menambahkan, pedagang terdampak akan diberikan lapak di SWK, yang berada di Kecamatan Tegalsari atau berdekatan dengan tempat tinggal mereka.
“Para pedagang menjual berbagai jenis makanan dan minuman, mulai dari warung kopi (warkop), Nasi Padang, Rujak Cingur, Penyetan, Chinese Food dan sebagainya,” ungkap Eri.
Ia memastikan, para pedagang akan dibantu oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya agar bisa kembali berjualan.
“Ada yang meminta rombong juga agar mudah mengawasi anaknya, insyaallah kami berikan. Yang penting beliau bisa meneruskan perjuangan, menggerakkan ekonomi, dan berjualan kembali,” tambahnya.
Salah satu pedagang korban, Endah Wahyu Ningsih (65), menceritakan saat kejadian ia berada di rumah dan baru mengetahui lapaknya terbakar keesokan paginya. Semua peralatan berdagang miliknya raib.
“Tahu-tahu paginya (sudah hangus), saya kan malam di rumah tidur,” ujar Endah.
Hal serupa dialami Yuniati (54), pedagang warkop dan makanan penyetan di dekat Polsek Tegalsari. Pada pukul 23.00 WIB, warkop miliknya masih buka, namun terpaksa tutup karena aksi massa di sekitar Polsek.
“Nggak ngerti kalau sampai dibakar, kalau tahu pasti saya bawa pulang barang-barangnya. Padahal waktu itu habis kulak barang dagangan,” kata Yuniati.
Sementara Anto (41), pedagang Nasi Padang di kawasan tersebut, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp50 juta akibat dijarah.
“Karena waktu itu di dalam warung ada laptop, handphone, tablet, kompor, dispenser, hingga uang tunai. Dijarah, jadi kelihatan ada yang bawa,” tandasnya. (*/Pr/C1)


