BicaraIndonesia.id, Aceh – Tim Ekspedisi Gunung Leuser Hari Bhayangkara berhasil mencapai titik tertinggi Gunung Leuser dengan koordinat 47 N 297152 UTM 415412 pada Minggu, 22 Juni 2025.
Di puncak tertinggi Provinsi Aceh tersebut, tim melaksanakan upacara pembentangan bendera Merah Putih sebagai wujud kecintaan Polri terhadap alam dan semangat kebangsaan.
Kapolda Aceh Irjen Pol. Achmad Kartiko melalui Kabid Humas Kombes Joko Krisdiyanto menyampaikan bahwa dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Polda Aceh menyelenggarakan ekspedisi Gunung Leuser.
“Sebagai upaya menjaga kelestarian alam, menjaga Leuser sebagai warisan dunia, dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Tim juga membentangkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di Provinsi Aceh,” kata Kabid Humas dalam keterangan tertulisnya dikutip pada Senin (23/6/2025).
Joko menyebutkan bahwa seluruh personel ekspedisi dijadwalkan akan kembali tiba di Mako Kompi 4 C Satbrimob Polda Aceh pada Senin, 30 Juni 2025 dalam keadaan lengkap dan sehat.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, Polda Aceh akan menggelar acara syukuran internal, pemutaran dokumentasi ekspedisi, serta pemberian piagam penghargaan kepada para peserta ekspedisi yang dinilai memiliki dedikasi tinggi selama pelaksanaan kegiatan.
Abituren Akabri 1994 tersebut juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran ekspedisi Gunung Leuser. Ia menegaskan, kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan Polda Aceh dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara.
“Terima kasih atas dukungan semua pihak, sehingga tim ekspedisi Gunung Leuser sudah mencapai titik puncak tertinggi serta berhasil membentangkan bendera Merah Putih sebesar 7,9 meter, yang merupakan usia Korps Bhayangkara. Mari doakan mereka kembali dalam keadaan lengkap dan sehat semuanya,” ucapnya.
Joko menegaskan bahwa Gunung Leuser bukan sekadar puncak tertinggi di Aceh, tetapi juga merupakan salah satu kawasan konservasi terpenting di dunia. Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia karena keunikan dan kekayaan biodiversitasnya yang luar biasa.
“Leuser adalah benteng terakhir bagi spesies endemik seperti orangutan Sumatera, badak Sumatera, gajah, dan harimau. Ia adalah paru-paru Nusantara, penopang kehidupan jutaan manusia, serta simbol keseimbangan ekologis yang wajib kita jaga bersama,” ujarnya.
Ekspedisi ini, lanjutnya, bukan sekadar penjelajahan alam, tetapi juga simbol komitmen kolektif dalam menjaga warisan dunia demi masa depan yang berkelanjutan.
Selain itu, ekspedisi ini juga dimaksudkan untuk meneguhkan semangat kebangsaan. Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak Leuser menjadi simbol kuat bahwa semangat cinta tanah air dan jiwa nasionalisme tetap berkobar di dada setiap anggota Polri maupun masyarakat.
“Di ketinggian Leuser, kita bentangkan bendera Merah Putih sebagai bukti bahwa kita hadir, menjaga tanah air dari segala penjuru, dari laut hingga puncak tertinggi,” katanya.
Dalam momentum Hari Bhayangkara ke-79 ini, ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk kembali menghidupkan semangat Polisi Cinta Alam. Menurutnya, menjaga lingkungan merupakan bagian integral dari menjaga keamanan bangsa.
“Penegak hukum tidak hanya bertugas menjaga ketertiban, tetapi juga menegakkan kedaulatan ekologis demi keselamatan bersama,” tegasnya.
Sebagai diketahui, ekspedisi Gunung Leuser ini melibatkan personel Polda Aceh, komunitas pecinta alam, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dari berbagai perguruan tinggi, tokoh masyarakat, serta pemandu profesional dari kawasan Leuser.
Kolaborasi antara Polri dan masyarakat diharapkan mampu membangun kesadaran kolektif untuk menjaga kelestarian lingkungan. (*/Hum/C1)