Bicaraindonesia.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan skema dana bergulir (dagulir) untuk para pelaku usaha atau kreditur yang baru mengajukan pinjaman. Jumlahnya mencapai sekitar Rp 100 miliar.
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak menjelaskan, bahwa Pemrov Jatim telah merevisi Pergub konsep dana bergulir. Program ini bertujuan untuk memberi kekuatan modal bagi UMKM kelompok atau individu.
Namun dengan konsep pinjaman yang dirancang berbunga rendah hingga tanpa jaminan, serta membebaskan pembayaran cicilan pokok pinjaman di beberapa bulan awal.
“Kami telah merevisi Pergub dana bergulir, sehingga memungkinkan libur cicilan pinjaman di awal kepada kredit baru,” kata Emil Dardak ditemui usai paripurna di DPRD Jatim, Kamis (23/7/2020).
Sebelum adanya program ini, Emil menjelaskan, bahwa regulasi yang ada baru memberikan keringanan kepada para kreditur lama atau kepada yang sudah memiliki pinjaman.
“Namun, untuk pengajuan modal yang baru belum ada jawaban. Nah, Dagulir ini memberikan jawaban,” imbuhnya.
Bagi kreditur baru yang ingin mengajukan keringanan melalui program ini, bisa langsung datang ke Bank milik Pemrov Jatim. Penyaluran dagulir disalurkan melalui Bank Jatim dan Bank UMKM.
“Total dana yang disiapkan sekitar Rp100 miliar yang tersebar di beberapa dinas termasuk Dinas UMKM. Dana ini disalurkan melalui Bank Jatim dan Bank UMKM,” kata Emil
Selain datang ke Bank, Emil menyebut, dinas juga bisa jemput bola. “Selama ini, dinas memiliki beberapa binaan. Program ini sudah disosialisasikan melalui jejaring,” katanya.
Pihaknya berharap, melalui program ini dapat menghidupkan sektor ekonomi yang terdampak Covid-19. “Kami ingin mengaktivasi titik yang kemarin punya impact besar (pertumbuhan ekonomi) namun mandeg akibat pandemi,” kata dia.
Nantinya, hal ini sejalan dengan program pemulihan ekonomi yang dicanangkan pemerintah pusat. “Ini sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat),” ujarnya.
Emil menyatakan, Pemrov Jatim saat ini sedang mengupayakan sektor ekonomi kembali menggeliat. “Kami masih melihat celah, pelaku usaha ini bisa nggak untuk mendapatkan income,” katanya.
Menurutnya, ada potensi sektor ekonomi bisa tumbuh positif ke depan. Hal ini terlihat dari sisi ekspor. Meskipun turun, namun penurunannya sangat kecil. Defisit perdagangan luar negeri didominasi oleh migas, sedangkan non-migas, relatif baik.
“Sehingga, kami masih cukup optimistis pelaku usaha menjalankan usahanya. Namun, tentu dengan mengutamakan kesehatan,” pungkasnya.
Source: JNR
Editorial: A1