Bicaraindonesia.id, Belgia – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendesak negara-negara Eropa untuk mendorong implementasi two-state solution dalam mengatasi konflik Palestina-Israel.
Desakan itu disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan antara beberapa negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dengan beberapa negara anggota Uni Eropa (UE) dan sejumlah negara eropa lainnya di Brussel, Belgia, Minggu 26 Mei 2024.
“Pertemuan tersebut saya gunakan untuk melakukan appeals (seruan) terhadap negara-negara Eropa agar two-state solution dapat diimplementasikan,” kata Menlu Retno dalam pernyataan persnya, dikutip pada Rabu 29 Mei 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan tiga seruan. Pertama, gencatan senjata segera dan secara permanen harus terus didorong.
Ia menyebut, bahwa semua pihak harus berusaha agar Israel mematuhi keputusan Mahkamah Internasional. Juga, menghentikan aksi militer di Rafah agar pengiriman bantuan kemanusiaan dapat dilakukan.
“Dalam kaitan ini, saya menekankan peran Dewan Keamanan PBB menjadi sangat penting. Hal ini sengaja saya sampaikan mengingat beberapa negara yang hadir dalam pertemuan adalah anggota Dewan Keamanan PBB, seperti Inggris, Algeria, UAE dan Slovenia,” jelas Menlu.
Kedua, terus memberikan dukungan kepada UNRWA. Menurut dia, peran UNRWA sangat penting untuk mencegah situasi kemanusiaan semakin memburuk.
Ketiga, pentingnya pengakuan terhadap Palestina dan dukungan untuk keanggotaan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Semua negara perlu menggunakan pengaruh masing-masing agar veto mengenai keanggotaan Palestina di PBB tidak terjadi lagi di Dewan Keamanan (DK) PBB. Keanggotaan Palestina di PBB akan membantu Palestina dalam membangun negaranya,” tuturnya.
Selain tiga hal tersebut, Menlu juga menekankan pentingnya kesatuan Palestina dan mendukung reformasi yang dilakukan pemerintah Palestina. Karena hal ini akan berkontribusi mewujudkan two-state solution.
Pertemuan ini sangat penting untuk mendorong implementasi two-state solution dan menegaskan bahwa two-state solution adalah satu-satunya opsi yang tepat.
Dalam diskusi terbuka selama pertemuan, Menlu RI mencatat beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Pertama, semua yang hadir berkomitmen untuk mewujudkan two-state solution sebagai satu–satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
“Kedua, negara-negara OKI menyampaikan penghargaan kepada Norwegia, Spanyol dan Irlandia atas keputusan mereka mengakui Palestina. OKI mendorong agar negara-negara Eropa lain ikut mengakui negara Palestina,” bebernya.
Ketiga, semua sepakat mengenai pentingnya memberdayakan Otoritas Palestina (Palestinian Authority) dan mendukung reformasi yang dilakukan Otoritas Palestina.
“Keempat, semua sepakat untuk terus mengupayakan kelancaran bantuan kemanusiaan,” sambungnya.
Dari pihak OKI, pertemuan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Jordan, Mesir, Indonesia, Algeria, Turki, Bahrain dan Wakil Menteri Luar Negeri dari UAE. Sebagian besar negara-negara tersebut tergabung dalam OIC Contact Group. Perdana Menteri Palestina yang baru juga hadir di dalam Pertemuan.
Di sela-sela pertemuan, Menlu RI mengadakan pertemuan bilateral dengan High Representative / Vice President European Commission, Menlu Spanyol, Menlu Irlandia, Menlu Norwegia, Menlu Luksemburg, dan Perdana Menteri Palestina untuk membahas isu Palestina dan kerja sama bilateral. ***
Editorial: A1
Source: Kemlu