Bicaraindonesia.id, Sumba Timur – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meyakini Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bisa sembuh dan berdaya jika ditangani dengan baik. Namun dibutuhkan waktu dan proses secara medis. Untuk itu, tindakan medis dan dukungan sosial harus berjalan berdampingan.
Hal tersebut diutarakan Mensos Risma dalam acara pemeriksaan kesehatan jiwa dan pemberian bantuan sosial bagi ODGJ dan penyandang disabilitas di Puskesmas Kanatang, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis 2 Mei 2024.
Mensos Risma sebelumnya telah menurunkan tim Kementerian Sosial (Kemensos) untuk melakukan asesmen biopsikosoial di Sumba Timur, NTT, bersama dokter spesialis jiwa yaitu dr Dickson Legoh, Sp.KJ dan dr Albert A Maramis Sp.KJ (K).
Selain pemeriksaan kesehatan, Kemensos juga memberikan bantuan pemenuhan hidup layak. Asesmen kebutuhan juga dilakukan untuk mengetahui kebutuhan penerima manfaat (PM) seperti dukungan aksesibilitas dan pemberdayaan.
“Ternyata memang jumlahnya cukup besar karena itu kami coba tangani. Saya mengajak dr. Dickson dan dr. Albert dari Jakarta untuk membantu penanganan ini,” kata Mensos Risma.
Sementara itu, dr Dickson menyatakan bahwa ia bersama tim Kemensos telah menerima data sebanyak 419 ODGJ di Sumba Timur. Dari jumlah tersebut, setengahnya telah diasesmen.
“Sejak hari Minggu 27 April sampai dengan hari ini (Kamis, 2 Mei 2024) telah terkonfirmasi dan diasesmen sebanyak 248 ODGJ,” ujar dr Dickson saat memberikan laporan kepada Mensos.
Hasil asesmen menunjukkan bahwa sejumlah ODGJ belum memilik Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan telah difasilitasi perekaman biometrik saat kegiatan dialog Mensos bersama Masyarakat di Puskesmas Katangan.
Selain itu, tim juga menemukan empat ODGJ dalam keadaan dipasung. Kemensos sudah mengupayakan pengkondisian bebas pasung seperti melakukan pembersihan diri dengan memotong kuku dan rambut, memandikan, memakaikan baju yang layak, sambil memberikan edukasi kepada keluarga.
Upaya pembebasan pasung ini bertujuan untuk meningkatkan harkat kemanusiaan karena sebagian besar ODGJ bisa sembuh kesehatannya jika ditangani dengan baik. Pembebasan pasung tidak mudah dilakukan karena jumlah ODGJ di Sumba Timur cukup banyak dan tersebar di area yang sangat luas.
Luas Sumba Timur adalah 7.000 km2 atau lebih dari 10 kali luas daratan DKI Jakarta yang tercatat 661,5 km2. Sedangkan jumlah penduduk Sumba Timur tercatat 262.653 jiwa. Untuk itu, Tim Kemensos akan terus berada di Sumba Timur hingga asesmen kepada 419 ODGJ selesai. ***
Editorial: A1
Source: Hum/Kemensos