Bicaraindonesia.id, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengoptimalkan daya tarik wisata pecinan di Kya-Kya kawasan Kembang Jepun. Yang terbaru, pemkot memasang papan nama berbahasa Mandarin di setiap area toko atau persil kawasan tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah mengatakan, kota lama merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa situs kawasan bersejarah. Di antaranya adalah kawasan Pecinan, Eropa, Arab, dan Melayu.
“Ada beberapa intervensi di kawasan itu sesuai dengan temanya. Pemkot Surabaya sudah memulai hal itu dari tahun lalu, yakni di kawasan pecinan Kembang Jepun melalui program Kya-Kya,” kata Hidayat Syah dalam keterangan tertulis, seperti dikutip pada Selasa 16 Januari 2024.
Selain memperbaharui atau menghidupkan Kya-Kya agar lebih ramai, Hidayat Syah menerangkan bahwa apa yang sudah ada di kawasan tersebut juga diperkuat dengan dekorasi pecinan.
“Salah satunya pemasangan papan-papan nama toko menggunakan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Itu sepanjang Jalan Kembang Jepun dipasang seperti itu,” terangnya.
Hidayat Syah menyebut, dalam proses pemasangan, pemkot tidak memiliki kendala atau kesulitan. Sebab, dimensi ukuran papan nama tersebut relatif aman dan mudah untuk dipasang.
“Saat ini baru separuh yang dipasang karena masih progres terus. Harapannya dari pemilik bangunan juga bisa berpartisipasi untuk ikut secara mandiri memasang papan nama seperti yang sudah di pasang di bangunan yang lain,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya akan melakukan perbaikan dekorasi khas pecinan. Dekorasi akan diperbarui sehingga pengunjung yang datang ke Kya-Kya Kembang Jepun bisa merasakan nuansa Chinatown.
Tak hanya itu, pengecatan sejumlah bangunan juga tidak luput dilakukan. Termasuk pula secara bertahap pemkot akan melakukan pelebaran pedestrian.
“Tetapi pelebaran pedestrian ini masih menunggu kajian-kajian dan sosialisasi,” ujarnya.
Menurut Hidayat, kawasan pecinan lebih menarik saat malam hari. Sebab, hiasan atau dekorasi di kawasan tersebut lebih cocok dinikmati saat malam, karena dilengkapi lampion.
Bahkan, saat akhir pekan, pengunjung juga bisa menikmati wisata kuliner di Kya-Kya Kembang Jepun. Ada beragam stand makanan, serta iringan live musik berbahasa Mandarin yang semakin memperkuat nuansa Chinatown.
“Pengembangan lebih lanjut sebenarnya diharapkan bisa seperti Jalan Tunjungan. Harapannya bukan hanya stand UMKM yang berjaualan tetapi ada yang membuka stand di persil bangunan,” ungkapnya. (*/and)