Bicaraindonesia.id, Banyuwangi – Meraih skor tertinggi, Kawah Ijen ditetapkan sebagai kawasan geopark global oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, M Yasin menyampaikan, bahwa penetapan Ijen sebagai geopark global akan diumumkan dalam Konferensi Internasional ke-10 Geopark UNESCO di M’Goun UGGp (Unesco Global Geopark) pada 5-12 September 2023 di Maroko – Afrika.
Konferensi tersebut sebagai tindak lanjut sidang tahunan di Paris-Prancis, pada tanggal 24 Mei 2023 lalu. Dimana dalam konferensi tersebut, Kawah Ijen dianugerahi sebagai taman dunia.
Yasin menyampaikan, ada beberapa pertimbangan yang mendasari pengukuhan Ijen Geopark sebagai salah satu bagian dari Geopark Global UNESCO. Antara lain, provinsi memiliki peran yang cukup strategis selama proses pengajuan hingga pengesahan Ijen Geopark sebagai UGGp.
Saat ini, Ijen Geopark merupakan UGGp pertama di Jatim. Dari hasil assessment UNESCO Ijen Geopark merupakan Geopark dengan nilai evaluasi tertinggi di antara aspiring (calon) UGGp lain di Indonesia, yaitu sebesar 873.
“Salah satu syarat wajib Geopark yang telah ditetapkan dalam UGGp adalah peran aktif dalam setiap agenda UNESCO dalam bentuk jejaring antar UGGp,” kata M Yasin dalam keterangannya, seperti dilansir pada Jumat (14/7/2023).
UGGp merupakan salah satu program penting yang dilaksanakan oleh UNESCO dengan tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya geologi bumi. Terutama, untuk mengedukasi masyarakat tentang kekayaan geologi di sekitar dan betapa pentingnya sumber daya tersebut dalam kehidupan manusia.
UGGp dimulai pada tahun 2004 ketika Unesco secara resmi meluncurkan konsep Global Geopark di Konferensi Jaringan Global Geopark di Yunyang, China. Pada tahun yang sama, Unesco menetapkan empat Global Geopark pertama di Eropa. Sejak saat itu, jumlah dan cakupan UGGp terus tumbuh di seluruh dunia.
Dalam mengelola sumber daya geologi dan nilai budaya, UGGp memiliki kriteria ketat yang harus dipenuhi. Mereka juga bekerja sama dengan stakeholder setempat, komunitas, dan pemerintahan untuk merancang proyek-proyek yang bertujuan untuk mengembangkan potensi geologi, memberikan manfaat ekonomi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sumber daya geologi.
Selain itu, UGGp juga memiliki program edukasi dan sosialisasi yang sangat baik, termasuk pelatihan-pelatihan dan penelitian yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan masyarakat tentang nilai geologi yang tersimpan di sekitar mereka.
Secara keseluruhan, program UGGp adalah suatu perwujudan yang sangat positif dari usaha bersama antara lembaga internasional, stakeholder setempat, dan masyarakat dalam menjaga, memanfaatkan, dan mengembangkan sumber daya geologi dan budaya dari seluruh penjuru dunia.
Adapun proses pengajuan Ijen Geopark sebagai UUGGp, yakni pengajuan Letter of Intent (LoI) oleh Gubernur Jatim ke Sekretariat UGG melalui Keputusan Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) pada 30 Juli 2020. Dilanjutkan, penyusunan dossier atau dokumen administrasi Ijen Geopark pada Agustus hingga November 2020.
Lalu, penyepakatan logo Ijen Geopark serta pembahasan Geosite, Biosite, Culturesite yang akan diusulkan pada bulan Agustus 2020. Pembentukan Badan Pengelola Ijen Geopark dengan SK Gub No 188/435/KPTS/013/2020 pada tanggal 25 September 2020.
Selanjutnya, pengajuan warisan geologi oleh Gubernur Jatim ke Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 27 Oktober 2020. Penetapan Ijen Geopark menjadi Geopark Nasional oleh KNGI pada 13 Nopember 2020. Pengajuan dossier ke UNESCO pada tanggal 27 Nopember 2020.
Sosialisasi Geopark Ijen oleh pemprov Jatim, Kab Banyuwangi dan Kab Bondowoso pada Desember 2020. Virtual Assesment Ijen Geopark oleh Guy Martini (President of Global Geopark Network) pada bulan November 2021. Pra Assesment Nasional pada Juni 2022.
Assesment Ijen Geopark oleh UNESCO pada tanggal 9-13 bulan Juni 2022.
Ijen Geopark dinyatakan lulus sidang Council UNESCO yang digelar di Provinsi Satun, Thailand pada 5 September 2022. Pada sidang tersebut, Geopark Ijen dinyatakan lolos dengan nilai terbaik di antara geopark lain.
Pengumuman dan pengesahan resmi Geopark Ijen sebagai Unesco Global Geopark (UGGp) dilaksanakan pada agenda 216th Session of the Executive Board yang berlangsung di Markas UNESCO di Paris, Prancis, Rabu (24/5/2023).
Penyerahan sertifikat resmi kepada UGGp yang baru akan dilaksanakan pada September 2023 di Maroko. Pada forum tersebut, UNESCO telah mengundang secara resmi perwakilan Geopark di dunia termasuk Geopark Ijen dan Geopark lainnya di Jatim.
Geopark Ijen berada dalam 2 wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Geopark Nasional Ijen memiliki international outstanding value berupa keberadaan Bluefire dan Danau Terasam di dunia. Didukung potensi keindahan sisa letusan Geologi, keberadaan flora fauna endemik, dan budaya lokal dapat menyerap banyak wisatawan.
Saat ini, di Jatim terdapat 2 geopark berstatus UGG/UGG. Yakni, Gunungsewu dan Ijen. Sedangkan satu geopark berstatus Nasional (Geopark Bojonegoro), dan beberapa berstatus aspiring untuk diajukan tingkat Nasional. Yaitu, Bromo Tengger Semeru (BTS) meliputi Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang.
Kemudian, Bumi Manusia Wajak (Wajakensis) di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek, Karst di Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Geopark Kabupaten Magetan, Gunung Kelud di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar. ***
Pewarta: T1
Editorial: A1