Bicaraindonesia.id, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Bank Indonesia (BI) Jawa Timur dan Komunitas Begandring Soerabaia sukses menggelar Festival Peneleh 2023, Sabtu (8/7/2023) malam. Kegiatan yang dikemas sebagai Festival Pesta Rakyat ini, merupakan rangkaian dari gelaran Java Coffee Culture 2023.
Dalam gelaran Festival Peneleh 2023, terdapat berbagai rangkaian acara menarik. Seperti pasar rakyat, layar tancap, dan Peneleh Heritage Track. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan nilai sejarah, serta menjadi ajang promosi Kampung Wisata Sejarah Peneleh sebagai destinasi wisata baru di Kota Surabaya.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah mengadakan Festival Peneleh 2023 dengan Java Coffee Clusternya. Saya juga berterima kasih dengan Komunitas Begandring Soerabaia yang terus bersinergi dengan Pemkot Surabaya,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/7/2023).
Eri mengaku bahwa Festival Peneleh telah direncanakan sejak tahun 2018 bersama Komunitas Begandring Soerabaia. Bahkan, saat itu, ia masih menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.
“Alhamdulillah setelah saya menjadi wali kota, gelaran ini bisa berjalan. Karena Peneleh, Pandean, Plampitan, hingga Lawang Seketeng memiliki sejarah yang besar. Karenanya kita kembangkan wisata heritage ini,” kata Eri Cahyadi.
Meski begitu, penetapan Peneleh menjadi Kampung Wisata Sejarah, tentu bukan tanpa alasan. Menurutnya, banyak kalangan menyebut Peneleh sebagai situs kebangsaan. Salah satunya terdapat rumah HOS Tjokroaminoto yang menjadi tempat tinggal Bung Karno saat remaja.
“Karena itulah puncak ilmu kebangsaan dan politik itu ada di Surabaya dari pemikiran HOS Tjokroaminoto. Kita sebagai penerus bangsa ini, anak-anak muda harus memiliki semangat dan spirit seperti Bung Karno dan HOS Tjokroaminoto,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jatim Doddy Zulverdi menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya BI untuk meningkatkan ekonomi. Dimana pada sisi ekonomi global, pihaknya mencoba memitigasi dampak pada perekonomian di Indonesia, Jawa Timur, dan di Surabaya.
“Kita optimalkan peluang domestik, kami melihat salah satu potensi dimana Festival Peneleh merupakan bagian dari Java Coffee Culture yang sudah dibuktikan juga pada gelaran tahun lalu. Yakni, ikut berkontribusi dalam menghidupkan kawasan wisata di Jalan Tunjungan,” kata Doddy.
Doddy mengaku, Bank Indonesia ingin kesemarakan Java Coffee Culture juga meluas di sektor lainnya seperti sektor pariwisata. Karenanya, dengan mengoptimalkan kawasan Kampung Wisata Sejarah Peneleh agar bisa menghidupkan lingkungan perkampungan warga sekitar.
“Ini adalah bagian dari program Bank Indonesia dalam mendukung UMKM dan sektor pariwisata. Pengembangan kampung wisata ini, kami berkolaborasi dengan OPD agar bisa keberlanjutan,” ungkapnya.
Ia berharap, masyarakat maupun stakeholder lainnya bisa turut mendukung upaya tersebut. Doddy mencontohkan bahwa rumah warga sekitar dapat disewakan menjadi penginapan bagi wisatawan luar Surabaya maupun mancanegara. Mengingat kawasan Kampung Wisata Sejarah Peneleh memilih beragam destinasi wisata living heritage.
“Dipromosikan dengan pendekatan cerita sejarah. Maka kita harus optimalkan dari segala sisi karena sejarah di kawasan Peneleh sangat luar biasa,” terangnya.
Ketua Komunitas Begandring Soerabaia, Nanang Purwono mengatakan, kawasan Peneleh sangat berarti bagi seluruh warga Surabaya. Sebab, Peneleh merupakan bagian penting dari Kota Surabaya dan Bangsa Indonesia.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri, karenanya kami menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri dan Pemkot Surabaya serta Bank Indonesia yang telah memfasilitasi Festival Peneleh 2023,” kata Nanang.
Nanang menjelaskan bahwa kawasan Peneleh merupakan dapur nasionalisme Bangsa Indonesia dalam menciptakan tokoh-tokoh perintis kemerdekaan. Karenanya, sebagai generasi penerus, Nanang berharap seluruh elemen masyarakat tidak melupakan sejarah.
“Dengan festival ini, kita mengerti apa yang kita miliki. Maka potensi sejarah, budaya, dan pergerakan UMKM harus kita teruskan sebagai bagian dalam meneruskan masa depan,” pungkasnya. ***
Editorial: C1
Source: Diskominfo Surabaya