Bicara IndonesiaBicara Indonesia
  • Beranda
  • Bicara Nasional
    • Bicara Pemerintah
    • Bicara Politik
    Bicara NasionalShow More
    Presiden RI Prabowo Subianto, menerima kunjungan PM Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025 | Foto: Biro Pers Setpres
    Presiden Prabowo dan PM Malaysia Bahas Isu ASEAN dan Kerja Sama Bilateral
    Selasa, 29 Jul 2025
    Ilustrasi proses transaksi keuangan di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) | Foto: Cre-AI/BI
    140 Ribu Rekening Dormant Dihentikan, PPATK Temukan Dana Mencurigakan
    Selasa, 29 Jul 2025
    Ilustrasi: Bundaran Hotel Indonesia (HI) di kawasan Menteng Jakarta Pusat | Foto: dok. Jakarta Tourism
    Tingkat Kemiskinan Turun Jadi 8,47 Persen, BPS Rilis Data Susenas Maret 2025
    Jumat, 25 Jul 2025
    Presiden Prabowo Subianto meluncurkan tema dan logo peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Juli 2025 | Sumber Foto: Biro Pers Setpres
    Presiden Prabowo Luncurkan Logo dan Tema HUT ke-80 RI, Simak Filosofinya!
    Rabu, 23 Jul 2025
    Ilustrasi proses penggilingan padi menggunakan peralatan modern | Foto: Cre-AI/BI
    Presiden Prabowo Kenalkan Istilah Serakahnomics, Kritik Praktik Ekonomi Serakah
    Selasa, 22 Jul 2025
  • Bicara Ekonomi
  • Bicara Edunesia
  • Bicara Hankam
  • Bicara Lifestyle
  • Bicara Foto
  • Indeks
Reading: UNICEF: Kepercayaan Terhadap Vaksinasi Anak di Beberapa Negara Turun Selama COVID-19
Share
Bicara IndonesiaBicara Indonesia
  • Beranda
  • Bicara Nasional
  • Bicara Ekonomi
  • Bicara Edunesia
  • Bicara Hankam
  • Bicara Lifestyle
  • Bicara Foto
  • Indeks
Search
  • Kategori
    • Bicara Global
    • Bicara Peristiwa
    • Bicara Hukrim
    • Bicara Kementerian
    • Bicara BUMN
    • Bicara Lembaga
    • Bicara Energi
    • Bicara Maritim
  • Kategori
    • Bicara Wisata
    • Bicara Komunitas
    • Bicara Olahraga
    • Bicara Misteri
    • Bicara Khazanah
    • Bicara Jatim
    • Bicara Jateng
    • Bicara Jabar
Follow US
  • Tentang
  • Editorial
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Informasi Iklan
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Copyright 2019-2025 - Bicaraindonesia.id
Bicara Global

UNICEF: Kepercayaan Terhadap Vaksinasi Anak di Beberapa Negara Turun Selama COVID-19

"Laporan UNICEF menunjukkan 67 juta anak di dunia tidak mendapatkan satu atau lebih vaksinasi selama pandemi karena gangguan layanan kesehatan, konflik dan turunnya kepercayaan publik"

Redaktur
Laporan: Redaktur
Kamis, 20 Apr 2023
Share
7 Min Read
Ad imageAd image

NEW YORK, Bicaraindonesia.id – Persepsi masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi bagi anak-anak turun selama pandemi COVID-19 di 52 dari 55 negara yang diteliti. Hal tersebut sebagaimana diumumkan UNICEF dalam laporan terbaru tentang imunisasi.

The State of the World’s Children 2023: For Every Child, Vaccination mengungkap persepsi akan pentingnya vaksinasi bagi anak-anak turun hingga lebih dari sepertiga di Republik Korea, Papua Nugini, Ghana, Senegal dan Jepang sejak awal pandemi.

Dari data yang dikumpulkan oleh The Vaccine Confidence Project dan diterbitkan oleh UNICEF pada 20 April 2023, hanya Tiongkok, India dan Meksiko yang datanya menunjukkan persepsi positif dan bahkan meningkat terhadap vaksin. Di kebanyakan negara, masyarakat di bawah umur 35 tahun dan perempuan cenderung memiliki kepercayaan yang kurang terhadap vaksin sejak terjadi pandemi.

Kepercayaan terhadap vaksin tidak stabil dan kondisional. Pengumpulan data tambahan dan analisa lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah temuan ini mengindikasikan sebuah tren jangka panjang.

Meski menurun, dukungan untuk vaksin secara keseluruhan tetap tinggi. Dari 55 negara yang diteliti, lebih dari separuh menunjukkan bahwa 80 persen responden memandang vaksin penting bagi anak-anak.

Laporan itu juga memperingatkan tentang temuan beberapa faktor ancaman yang menunjukkan adanya peningkatan keraguan terhadap vaksin. Faktor-faktor itu antara lain ketidakpastian respon pandemi, meningkatnya akses terhadap informasi yang menyesatkan, menurunnya kepercayaan terhadap ahli dan polarisasi politik.

“Pada puncak pandemi, para ilmuan bergerak cepat mengembangkan vaksin yang menyelamatkan banyak nyawa. Namun terlepas dari pencapaian bersejarah itu, ketakutan dan disinformasi tentang semua jenis vaksin beredar luas seluas peredaran virus itu sendiri,” kata Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF dalam siaran pers yang diterima Bicaraindonesia.id, Kamis (20/4/2023).

“Data ini adalah sinyal peringatan yang mengkhawatirkan. Kita tidak bisa membiarkan kepercayaan pada imunisasi rutin menjadi korban lain dari pandemi. Jika tidak, gelombang kematian berikutnya bisa berupa lebih banyak anak yang terkena campak, difteri atau penyakit lain yang dapat dicegah,” sambungnya.

Menurut Unicef, yang mengkhawatirkan adalah penurunan kepercayaan terjadi di tengah kemunduran berkelanjutan terbesar dalam imunisasi anak dalam 30 tahun, yang dipicu oleh pandemi COVID-19.

Pandemi telah menghambat vaksinasi anak-anak di semua tempat, terutama karena tekanan berat pada sistem kesehatan, pengalihan sumber daya imunisasi ke vaksinasi COVID-19, kurangnya tenaga kesehatan dan kebijakan isolasi di rumah.

Laporan saat ini memperingatkan adanya 67 juta anak yang vaksinasi antara 2019 dan 2021, dengan level cakupan vaksin yang menurun di 112 negara. Anak-anak yang lahir tepat sebelum atau selama pandemi, saat ini telah melewati usia umum vaksinasi, dan menjadi sinyal perlunya tindakan cepat untuk mengejar ketertinggalan dan mencegah wabah penyakit mematikan.

Pada 2022 misalnya, angka kasus campak meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah anak yang mengalami kelumpuhan akibat polio naik 16 persen dari tahun ke tahun di 2022.

Ketika membandingkan periode 2019 hingga 2021 dengan periode tiga tahun sebelumnya, terdapat peningkatan delapan kali lipat dalam jumlah anak yang lumpuh akibat polio, dan menandakan pentingnya memastikan upaya vaksinasi berkelanjutan.

Pandemi juga telah memperparah kesenjangan yang ada. Bagi banyak anak, khususnya dari kalangan yang paling terpinggirkan, vaksinasi tidak tersedia, tidak dapat diperoleh atau tidak terjangkau. Bahkan sebelum pandemi, kemajuan vaksinasi terhenti selama hampir dua dekade karena dunia berjuang untuk menjangkau anak-anak yang paling terpinggirkan.

Dari 67 juta anak yang melewatkan vaksinasi rutin antara 2019 dan 2021, 48 juta di antaranya tidak menerima satupun vaksin rutin, atau yang dikenal dengan zero-dose. Pada akhir 2021, India dan Nigeria (keduanya negara dengan angka kelahiran yang sangat besar) memiliki jumlah anak dengan zero-dose terbesar, sementara Myanmar dan Filipina berkontribusi pada peningkatan jumlah zero-dose.

Anak-anak yang melewatkan vaksinasi tinggal di lingkungan masyarakat miskin, paling terpencil dan terpinggirkan, dan terkadang terkena dampak konflik. Data terbaru yang dihasilkan oleh International Center for Equity in Health untuk laporan ini menemukan bahwa dalam rumah tangga termiskin, 1 dari 5 anak tidak mendapat dosis sama sekali sedangkan di rumah tangga terkaya, hanya 1 dari 20.

Laporan itu juga menemukan bahwa anak-anak yang tidak divaksin umumnya tinggal di kawasan yang sulit dijangkau seperti kawasan pedesaan atau kawasan kumuh perkotaan. Umumnya mereka memiliki ibu yang tidak mendapatkan pendidikan dan hanya diberikan sedikit kesempatan berkontribusi dalam keputusan rumah tangga.

Ini merupakan tantangan terbesar di negara-negara dengan status pendapatan rendah dan menengah, dimana zero-dose terjadi pada 1 dari 10 anak di kawasan perkotaan dan 1 dari 6 anak di kawasan pedesaan. Di negara yang berpenghasilan menengah ke atas, nyaris tidak ada perbedaan antara anak-anak kota dan desa.

Dalam rangka memvaksinasi setiap anak, penting untuk memperkuat layanan kesehatan primer dan menyediakan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan bagi pekerja garda terdepan yang dikuasai kaum perempuan ini.

Laporan itu menemukan bahwa kaum perempuan yang berada di garis terdepan pemberian vaksinasi, mendapat upah yang rendah, status pekerjaan informal, kurang dibekali pelatihan resmi dan kesempatan berkarir serta keamanannya terancam.

Untuk mengatasi krisis keberlangsungan hidup anak ini, UNICEF menyeru kepada pemerintah agar menggandakan komitmen mereka untuk meningkatkan pembiayaan imunisasi dan bekerja dengan pemangku kepentingan untuk membuka sumber daya yang tersedia, termasuk sisa dana COVID-19, untuk segera menerapkan dan mempercepat vaksinasi susulan guna melindungi anak-anak dan mencegah wabah penyakit.

Laporan ini mendesak pemerintah untuk:

1. Segera mengidentifikasi dan menjangkau anak, terutama mereka yang melewatkan vaksinasi selama pandemi COVID-19.

2. Memperkuat dorongan untuk vaksin, termasuk dengan membangun kepercayaan.

3. Memprioritaskan pendanaan untuk layanan imunisasi dan perawatan kesehatan primer.

4. Membangun sistem kesehatan yang tangguh melalui investasi pada tenaga kesehatan perempuan, inovasi dan manufaktur lokal.

“Imunisasi telah menyelamatkan jutaan nyawa dan melindungi masyarakat dari wabah penyakit mematikan,” ujar Catherine Russel.

Ia juga menyebut, bahwa penyakit tidak mengenal batas. Karena itu, imunisasi rutin dan sistem kesehatan yang kuat adalah cara terbaik untuk mencegah pandemi di masa depan, kematian dan penderitaan yang tidak perlu.

“Dengan sumber daya yang masih tersedia dari program vaksinasi COVID-19, sekarang waktunya untuk mengalihkan dana tersebut untuk memperkuat layanan imunisasi dan berinvestasi pada sistem yang berkelanjutan untuk setiap anak,” pungkasnya. ***


Editorial: B1
Source: UNICEF

Bagikan:
Tag:Covid-19Laporan UNICEFPBBUnicefVaksinasi Anak
Ad imageAd image

Bicara Terkini

Satgas Pangan Ditreskrimsus Polda NTB menggerebek rumah sekaligus gudang milik NA di Lombok Barat (Foto: dok. Hum Polda NTB)
Oknum ASN Otaki Penjualan Beras Oplosan, Diciduk Satgas Pangan NTB
Kamis, 31 Jul 2025
Briptu Putri Aisah Lidel (tengah) saat upacara wisuda di Akademi Kepolisian, Ankara, Turki, Rabu, 23 Juli 2025 (Foto: dok. Hum Polri)
Briptu Putri Aisah Raih Peringkat Pertama di Akademi Kepolisian Turki
Kamis, 31 Jul 2025
Ilustrasi kucing jantan (Foto: pexels)
Cat Lovers Wajib Tahu! Depok Adakan Sterilisasi Kucing Gratis
Kamis, 31 Jul 2025
Persiapan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau (Foto: dok. BMKG)
BMKG Maksimalkan Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla di Sumsel
Rabu, 30 Jul 2025
Ilustrasi: Monumen Nasional (Monas) di Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat (Foto: dok. Jakarta Tourism)
Tujuh Jurus Pemprov DKI Atasi Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial
Rabu, 30 Jul 2025
Ad imageAd image

BERITA POPULER

Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Dua Forum Internasional

Tingkat Kemiskinan Turun Jadi 8,47 Persen, BPS Rilis Data Susenas Maret 2025

Tim Basket Aras Gading dan Sahabat Semarang Sabet Emas Kejurnas U-16

46 Tersangka Karhutla di Riau Diamankan, Kapolri: 280 Hektare Lahan Terbakar

Industri Vape Tertekan, PPEI Desak Evaluasi Cukai Rokok Elektrik

Sistem All Indonesia Diuji Coba, Proses Imigrasi Bandara Kini Lebih Cepat

Sumbang 4% PDB, Kemenekraf Dukung Penguatan Ekosistem Gim Indonesia

Berita Lainnya:

Indonesia Terima Dukungan 150 Ventilator dan Alkes dari New York AS

Selasa, 17 Agu 2021
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa | dok/photo: Ist

Begini Jurus Jatim Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19

Jumat, 4 Feb 2022

PT PON Donasikan Rp 6,3 Miliar untuk Penanganan Covid-19 di Gresik

Minggu, 15 Agu 2021
Seorang anggota keluarga melakukan ritual terakhir korban Covid-19 di tepi Sungai Gangga | Foto: Prabhat Kumar Verma / Pacific Press / Rex / Shutterstock

Puluhan Terduga Korban Covid-19 Terdampar di Tepian Sungai Gangga India

Senin, 10 Mei 2021
Copyright 2019-2025 | Bicaraindonesia.id
  • Tentang
  • Editorial
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Informasi Iklan
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Bicara-Indonesia
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?