Bicaraindonesia.id – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menjadi Inspektur Upacara (Irup) dalam Peringatan HUT ke-66 Penerbangan TNI Angkatan Laut (Penerbal) Tahun 2022 di Juanda, Surabaya, Jumat (17/06/2022). Saat prosesi upacara berlangsung, ada suatu pemandangan yang berbeda.
Dimana, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono menggunakan kendaraan replika yang sama dengan yang digunakan Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) Soekarno, saat meresmikan Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda 58 tahun silam, tepatnya 12 Agustus 1964.
Seperti sebuah sejarah yang terulang, momen tersebut terekam dengan jelas saat Kasal menggunakan kendaraan jenis jeep Land Rover melintas di depan pasukan upacara. Replika kendaraan Soekarno ini sengaja digunakan, selain Kasal adalah seorang pecinta dan kolektor kendaraan jeep klasik, Laksamana Yudo juga sangat mengagumi sosok Proklamator Indonesia tersebut.
Ketegasan Soekarno dalam mengusir penjajah dari negara Indonesia, sejalan dengan ketegasan Kasal dalam menjaga keutuhan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yakni, dengan membakar semangat para prajuritnya agar Prajurit Jalasena jangan pernah gentar dan ragu menghadapi musuh-musuh yang berusaha mengganggu tegaknya kedaulatan dan keutuhan NKRI.
“Musuh-musuh kita akan selalu berusaha mengganggu, mengerdilkan, memfitnah, dan menyudutkan kita. Sebagai prajurit Jalasena, jangan pernah gentar, jangan pernah ragu dan jangan pernah mundur. Tegakkan loyalitas kepada pemimpin dan negara laksana tegaknya mercusuar di tengah samudera yang tidak pernah goyah sekuat apapun gelombang menerjang,” terang Kasal di hadapan para peserta upacara Peringatan HUT Penerbal.
Dalam momen itu, Peringatan HUT ke-66 Penerbal, diawali dengan penyampaian sejarah pembentukan Penerbang TNI AL yang terinspirasi pada kekuatan pertempuran Perang Dunia ke II, bahwa pertempuran laut akan sangat efektif dan efisien dan memiliki daya penghancur yang dahsyat dengan menggunakan pesawat udara.
Kemudian untuk mewujudkan keinginan membentuk penerbangan Angkatan Laut tersebut, Badan Keamanan Rakyat (BKR) terus mengembangkan kekuatan militer Indonesia melalui organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) sebagai komponen utama matra Iaut. Hingga pada tanggal 12 Agustus 1964, Soekarno meresmikan Pangkalan Udara Angkatan Laut Djuanda atau disingkat Lanudal Djuanda.
Menurut Kasal, sejarah pengabdian penerbangan TNI AL mencatat bahwa Penerbangan Angkatan Laut telah menjadi elemen vital dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) selain KRI, Marinir dan Pangkalan.
“Penerbangan Angkatan Laut adalah mata, telinga serta kepanjangan tangan KRI dan pasukan Marinir. Berkat kalian, KRI bisa melihat lebih luas, mendengar lebih banyak, dan menjangkau musuh lebih jauh. Kalian sangat menentukan kemenangan pertempuran dan keselamatan pasukan kawan. Selain bertempur, kalian juga mengemban misi mulia, seperti pencarian dan pertolongan serta penanggulangan bencana alam,” jelas Kasal.
Penerbangan TNI AL juga telah mencatatkan sejarah dan eksistensinya dengan turut serta pada Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang dilaksanakan oleh Pemerintah RI dari awal kemerdekaan hingga saat ini. Di antaranya yakni, Operasi Trikora (pembebasan Irian Jaya) dan Operasi Dwikora (konfrontasi dengan Malaysia).
Juga, Operasi Seroja (Timor Timur), Operasi Perdamaian Dunia yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF), Operasi Pembebasan (Somalia dan Filipina), Operasi Kemanusiaan dan Operasi SAR maupun operasi-operasi lainnya.
Saat ini, Penerbangan TNI AL juga berperan serta mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pencegahan meluasnya pandemi Covid-19.
Upacara Peringatan HUT Ke-66 Penerbal ditandai dengan penganugerahan tanda jasa Bintang Jalasena, Satya Lencana (SL) 24 th, SL 16 th dan SL 8 th. Juga, dimeriahkan dengan demonstrasi Genderang Suling Gita Jala Taruna AAL, Defile pasukan, Heli Dances, Fly Pass Pesawat Udara TNI AL serta Brass Band. ***
Source: Dispenal
Editorial: A1