Bicaraindonesia.id – Kepemimpinan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum genap mencapai satu tahun pada 5 September 2019.
Menyikapi hal tersebut, Emil – sapaan lekat Ridwan Kamil menyampaikan, bahwa tahun pertama merupakan tahun membangun fondasi. Merujuk teori demokrasi pemerintahan, Emil menyebut bahwa hasil pembangunan fondasi terlihat di tahun ketiga.
“Istilahnya kami (Ridwan Kamil-Uu) ini sedang bercocok tanam, jadi belum semuanya bisa dipanen, tapi ada juga yang sudah bisa dipanen,” kata Emil usai agenda Informil (Informasi Ridwan Kamil) di halaman Gedung Sate Kota Bandung, Jumat (06/09/19).
Dalam Informil edisi kedua ini, Emil juga menjelaskan sejumlah capaian Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar yang sudah terlihat di tahun pertama. Salah satunya menyangkut pembangunan desa.
Menurutnya, lebih dari 500 desa di Jabar sudah naik status dari desa berkembang menjadi maju, bahkan sudah tidak ada lagi desa berstatus sangat tertinggal. “Kami banyak menolong desa dengan program One Village One Company (OVOC), Desa Wisata, dan Desa Digital,” kata Emil.
Emil pun menyadari bahwa salah satu permasalahan di Jabar adalah ketimpangan ekonomi pedesaan dan perkotaan. Oleh karena itu, 60 persen pembangunan difokuskan di desa.
“Mudah-mudahan tiap tahun sampai akhir masa jabatan saya, semua desa statusnya naik jadi mandiri,” tegasnya.
Terkait pembangunan infrastruktur, Emil mengungkapkan bahwa sejumlah jalur kereta api tengah dalam proyeksi reaktivasi untuk menopang sektor pariwisata. Diantaranya jalur kereta api Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey yang menjadi prioritas.
Selain itu, Emil juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi di era digital sehingga merasakan pelayanan yang jauh lebih baik dan cepat. Jabar Quick Response dan Jabar Sapu Bersih (Saber) Hoaks adalah bukti inovasi pelayanan Pemdaprov Jabar.
“Tahun pertama ada 49 penghargaan terkait capaian. Kami menghadirkan Jabar Quick Responce untuk menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi masyarakat. Ada Jabar Saber Hoaks, satu-satunya (program serupa) di Indonesia. Kami juga mereformasi birokrasi dengan teori Pentahelix. Saya kira pencapaian ini sudah luar biasa,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, selama setahun mendampingi Ridwan Kamil memimpin 27 kabupaten/kota, ia merasakan punya tantangan yang lebih besar ketimbang saat menjabat bupati.
Saat menjalankan tugas, Uu juga mengaku banyak belajar kepada Ridwan Kamil. Dalam pembagian tugas, Uu mendapat mandat untuk mencari 10 potensi wisata di desa serta tugas yang berkaitan dengan keagamaan.
“Kang Emil selalu memberi masukan kepada saya, contohnya mencari potensi wisata yang ada di desa-desa untuk dikembangkan (Pemdaprov Jabar),” ucap Uu.
Jelang bekerja sama di tahun kedua, Uu menargetkan pembangunan tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan visi misi Jabar Juara Lahir Batin. Uu pun optimistis dalam sisa waktu empat tahun hingga 2023, meski tidak sempurna namun target tersebut akan tercapai dan menunjukkan progres berarti.
“Intinya dalam waktu empat tahun ke depan Insyaallah Jabar Juara Lahir Batin bisa tercapai. Kami optimis, sekalipun tidak sempurna tapi ada progres seperti infrastruktur jadi lebih baik, berkurangnya angka pengangguran, meningkatnya derajat kesehatan dan partisipasi pendidikan juga kesejahteraan, itu yang kami kejar,” tutupnya.