Bicaraindonesia.id – Melihat kondisi Indonesia yang dinilai rawan bencana gempa, tim mahasiswa asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, merancang sebuah desain bendungan tahan gempa dengan menggunakan pelimpah bertipe morning glory.
Tim dengan nama Tirta Gangga ini memilih menggunakan tipe morning glory karena pelimpah tipe ini masih sangat jarang ditemukan di Indonesia. Pelimpah sendiri merupakan bangunan pelengkap pada bendungan yang fungsinya mengalirkan air berlebih ketika terjadi banjir. Sehingga air tidak melimpah melebihi tubuh bendungan.
Dosen Pembimbing Tim Tirta Gangga, Mohammad Bagus Ansori mengatakan, bahwa keunggulan dari tipe morning glory ialah dianggap cocok untuk diterapkan di lokasi yang tidak memiliki ruang yang cukup untuk pelimpah.
Selain itu, ia menyebut, pelimpah morning glory ini juga memanfaatkan konduit terowongan pengelak sebagai saluran pengeluaran air. Berdasarkan analisa biaya, konduit terowongan dinilai lebih terjangkau dalam pembangunan spillway.
“Lebih menjangkau daripada pelimpah samping yang membutuhkan saluran transisi dan peluncur cukup panjang di lokasi studi,” kata Bagus sapaan lekatnya.
Bagus menjelaskan, desain bendungan sendiri dinyatakan tahan gempa bila telah memenuhi syarat terkait kontrol stabilitas tubuh bendungan. Berdasarkan perhitungan kontrol stabilitas dengan koefisien gempa yang berlaku di Indonesia, tubuh bendungan rancangan timnya mendapatkan Safety Factor di atas 1.5. “Kalau di atas 1.1 strukturnya sudah aman,” ujar dosen asal Kediri itu.
Selain itu, bendungan rancangan tim ini sendiri, direncanakan memiliki tujuan multiguna untuk air baku, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), irigasi, dan pengendali banjir.
Oleh karena itu, desain rancangan ini juga memanfaatkan panel tenaga surya yang diletakkan di tubuh bendungan. Pihaknya berharap, panel itu juga dapat difungsikan sebagai operasional listrik mandiri.
“Sehingga dapat menekan biaya operasional terkait kebutuhan listrik di lokasi bendungan,” tuturnya.
Bagus mengklaim, bahwa desain rancangan bendungan dari tim bimbingannya ini dinilai memenuhi kelayakan untuk dibangun. Sebab, desain dari tubuh bendungan, menggunakan bendungan urugan tanah dengan inti tegak. Hal ini didasarkan pada sumber material tanah melimpah di sekitar lokasi untuk timbunan tubuh bendungan.
Adapun analisa kelayakan bangunan diakui memiliki benefit cost ratio 1.9 selama 20 tahun, sehingga hal ini menunjukkan bahwa bendungan memang implementatif untuk dibangun ke depannya.
Bahkan berkat inovasinya tersebut, desain rancangan tim Tirta Gangga ini telah berhasil mendapatkan juara II dan gelar Maket Terbaik dalam Lomba Rancang Bendungan Nasional 2019 yang diadakan di Universitas Mataram, beberapa waktu lalu.