Bicaraindonesia.id – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong percepatan peremajaan sawit (replanting) di kawasan sawit Provinsi Jambi. Menurutnya, produksi sawit perlu diperhatikan secara serius, mengingat kebutuhan minyak dunia yang semakin meningkat.
“Produktivitasnya tinggal 20-30 persen, Jadi kita harus segera replanting agar kita tidak kehilangan hasilnya,” kata Mentan Syahrul sebagaimana dilansir dari keterangan resminya, Jumat (/11/2021).
Mentan menyatakan, bahwa Presiden Joko Widodo sudah meminta semua jajaran terkait. Termasuk juga pemerintah daerah agar betul-betul membantu petani yang sudah rela memotong sawitnya untuk di-replanting.
“Ini penting sekali karena produksi sawit harus diperhatikan. Dan kami sudah dalam pembicaraan-pembicaraan teknis bersama Bapak Gubernur dan Bapak Bupati. Saya kesini juga atas perintah Bapak Presiden,” katanya.
Di sisi lain, Mentan juga mengajak para petani Jambi untuk memanfaatkan lahan yang sedang diproses replanting, agar ditanami jagung untuk sementara waktu. Menurut Mentan, jagung memiliki potensi besar dalam meningkatkan ekonomi petani.
“Jadi selama mereka menunggu tumbuh kembali sawitnya kurang lebih 1,5 tahun sampai 2 tahun, kita mainkan dulu jagung dibawahnya. jagung itu juga menghasilkan yang luar biasa. Saya punya pengalaman waktu jadi gubernur dengan melakukan pola tanaman seperti itu. rakyat ikut terbantu dengan baik,” kata dia.
Diketahui, Negara Indonesia sebagai produsen sekaligus eksportir terbesar minyak sawit di dunia telah memproduksi 47,18 juta ton pada 2020, di mana sekitar 37,3 juta ton terserap di pasar ekspor. Nilai ekspor tersebut, menunjukkan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas yang penting bagi perekonomian Indonesia dan berperan besar dalam menyumbang devisa bagi negara.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama tahun 2020, sektor pertanian menunjukkan kinerja yang mengembirakan. Pada Triwulan II Tahun 2020, PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen QtoQ.
Begitu pun pada triwulan III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing-masing 2,15 persen dan 2,59 persen (YoY). Demikian juga memasuki triwulan II Tahun 2021, PDB sektor pertanian masih konsisten tumbuh positif sebesar 12,93 persen (QtoQ).
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit. Yakni, dengan cara menjaga luasan lahan, memperbaiki tata kelola agar perkebunan kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara optimal.
Peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit, terus difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Yakni melalui kegiatan peremajaan kelapa sawit rakyat sejak tahun 2016 dengan menyasar kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan. Setiap tahun, program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektar di 21 provinsi sentra kelapa sawit.
Program PSR telah berkontribusi terhadap pemulihan perekonomian nasional di masa pandemi Covid-19 dengan menyerap banyak tenaga kerja dan memutar roda perekonomian serta menciptakan multiplier effect.
Luas tutupan sawit nasional mencapai 16,38 juta hektar, seluas 6,72 juta hektar merupakan sawit rakyat. Dari luas areal sawit rakyat tersebut, 2,78 juta hektar potensial untuk diremajakan. Pada sisi lain, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3-4 ton per hektar. (SP/Pertanian/C1)