Bicaraindonesia.id – Ratusan siswa SD dan SMP, bersama sejumlah keluarga di Kota Pahlawan mengikuti Acara Awarding Surabaya Eco School 2019 di Graha Sawunggaling Lantai 6 Surabaya, Sabtu (07/12/19).
Surabaya Eco Shool 2019, merupakan program kegiatan peduli lingkungan, hasil kerjasama antara Tunas Hijau dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Gerakan peduli lingkungan yang diawali dari sekolah ini digelar ke sembilan kalinya di Surabaya.
Presiden Tunas Hijau, Mochammad Zamroni mengatakan, Surabaya Eco Shool merupakan kegiatan pengelolaan lingkungan dengan mengajak masyarakat melalui sekolah-sekolah.
“Ada sepuluh poin kegiatan, diantaranya memilah sampah dan mengumpulkan jelantah di rumah,” kata Zamroni di sela acara kegiatan.
Selain diikuti pelajar sekolah, program Eco Shool juga melibatkan 1.207 keluarga. Para peserta tersebut, menampilkan program kepedulian lingkungan yang dilakukan di dalam lingkup keluarga melalui media sosial berupa instagram.
“Tahun ini sudah ada 84 sekolah SD dan SMP yang zero waste. Ini artinya, di sekolah tersebut tidak ada sampah non organik kemasan makanan minuman sekali pakai di lingkungannya,” katanya.
Di tahun 2019, kegiatan ini diselenggarakan mulai bulan Oktober sampai dengan Desember.
Hasil capaian dari program ini pun dinilai sangat banyak. Diantaranya, 1.115 lubang biopori yang telah dibuat di sejumlah sekolah, 15.220 kilogram sampah organik dan 7.200 kilogram sampah kertas berhasil diolah menjadi barang yang bermanfaat dari adanya program ini.
Selain itu, 12 ribu kilogram jelantah juga diubah menjadi biodiesel serta sedikitnya 9.306 tanaman hias dan 1.509 pohon telah ditanam di sekolah-sekolah.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pun menyambut baik capaian dari program Eco School ini. Karena itu, pihaknya menyampaikan rasa terima kasih kepada para guru yang telah memberikan bimbingan kepada siswanya agar peduli terhadap lingkungan.
“Sesungguhnya Pahlawan itu adalah mereka yang bisa menjaga bumi ini dengan baik. Untuk itu, atas nama Pemkot Surabaya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” kata Wali Kota Risma.
Wali Kota Risma mengakui, tidaklah mudah dalam mengelola lingkungan. Namun, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka kontribusinya yang dirasakan tak hanya untuk Kota Surabaya, tapi juga dunia.
“Tak ada kata yang bisa saya ucapkan selain matur nuwun (terima kasih). Dan, Tuhan akan mencatat apa yang bapak-ibu lakukan,” tuturnya.
Presiden UCLG Aspac ini mengakui, jika menanamkan cinta kepedulian lingkungan sejak dini, maka dampaknya bisa luar biasa. Sebab, hal ini tidak pernah hilang dalam ingatan anak hingga tumbuh dewasa.
“Kalau kita menanam pohon sama dengan amal jariyah. Kita mati pohonnya masih memberikan oksigen untuk nafas orang lain, maka kita akan mendapatkan pahala terus menerus sampai pohon itu mati,” pungkasnya.
Penulis: Redaksional