Bicaraindonesia.id, Surabaya – Upaya memperkuat efektivitas pengawasan keimigrasian di wilayah Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya terus digencarkan. Yang terbaru, Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Dodi Gunawan Ciptadi, menggagas inovasi digital Platform SINERGI.
Inovasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengawasan pergerakan orang asing di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, secara lebih modern, cepat, dan presisi.
Dodi menjelaskan Platform SINERGI merupakan sistem manajemen pengawasan orang asing terpadu yang dirancang untuk mempercepat koordinasi antarinstansi. Sistem ini menjadi jawaban atas kebutuhan pengawasan yang lebih responsif dan menyeluruh.
“Sasaran utama platform ini ada dua, meningkatkan kualitas pengawasan orang asing dan TKA di kawasan Ngoro Industri Persada (NIP), serta memperkuat kolaborasi TIMPORA sebagai garda terdepan pengawasan keimigrasian di daerah,” ujar Dodi dalam keterangan tertulis dikutip pada Selasa (9/12/2025).
Alumni Akademi Imigrasi angkatan ke-9 tersebut juga menuturkan NIP Mojokerto dikenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Jawa Timur. Dengan luas 600 hektare, area ini menaungi 143 perusahaan dan lebih dari 600 Tenaga Kerja Asing (TKA).
Tingginya aktivitas industri menjadikan NIP sebagai pusat investasi sekaligus wilayah berkategori rawan pelanggaran keimigrasian.
Lokasinya yang jauh dari Kantor Imigrasi di Sedati, Sidoarjo, membuat respons lapangan kerap terlambat dan pengawasan berkelanjutan sulit dilakukan.
Menurut Dodi, sejumlah persoalan klasik masih membayangi proses pengawasan, antara lain:
- Pertukaran data antarinstansi TIMPORA belum terintegrasi, membuat respons lambat dan tidak presisi.
- Kepatuhan wajib lapor perusahaan masih rendah, menyulitkan pemantauan keberadaan serta dokumen orang asing.
- Minimnya edukasi dan konsultasi menyebabkan perusahaan rawan melakukan pelanggaran administratif.
- Koordinasi agenda pengawasan masih secara manual, sehingga tindakan tidak sinkron dan memakan waktu.
- Monitoring pasca-operasi tak optimal, memuat tindak lanjut kasus sering terabaikan.
- Pelaporan kasus tidak transparan, hanya diketahui segelintir pihak dan tidak dapat diakses seluruh anggota TIMPORA.
“Ini bukan lagi masalah teknis. Akumulasi masalah tersebut dapat menjadi ancaman keamanan, mengganggu ketertiban masyarakat, dan menurunkan potensi penerimaan negara akibat pelanggaran yang tidak terdeteksi,” tegas Dodi.
Menjawab kompleksitas tersebut, Platform SINERGI hadir sebagai bentuk lompatan besar dalam pengawasan keimigrasian. Sistem ini mengintegrasikan data, strategi, serta tindakan operasional lintas-instansi dalam satu platform terpusat.
Proses yang sebelumnya terhambat birokrasi kini dapat berjalan lebih cepat, transparan, dan terkoordinasi.
Tidak ada lagi pelaporan tertutup atau koordinasi yang terputus. Setiap anggota TIMPORA dapat berbagi informasi secara real-time, sehingga tindakan di lapangan menjadi lebih efektif.
“Platform SINERGI memastikan setiap pergerakan, keberadaan, hingga aktivitas orang asing dapat dipantau secara transparan, terukur, dan bertanggung jawab,” jelas Dodi.
Dengan penerapan teknologi adaptif ini, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan, ketertiban, serta kepentingan nasional.
Inovasi ini bukan sekadar upaya mengikuti perkembangan zaman, tetapi wujud langkah nyata memimpin perubahan dalam pengawasan keimigrasian di Indonesia. (*/Dj/A1)


