Bicaraindonesia.id, Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memastikan kembali menggelar Pasar Murah pada tahun 2026 sebagai langkah strategis dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga kebutuhan bahan pokok (bapok). Program tersebut direncanakan berlangsung di 125 titik sepanjang tahun 2026.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau pelaksanaan Pasar Murah di Gedung Pandan Sari, Kandangan, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Minggu (16/11/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menegaskan program Pasar Murah sudah disiapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026.
“Jadi kita memasukkan di APBD 2026, sementara ini kita masukkan 125 titik untuk tahun depan. Itu masih bisa dimaksimalkan nanti. Katakan karena kebutuhan masyarakat tinggi, kita bisa menambahkan lewat P-APBD 2026,” kata Khofifah.
Ia menjelaskan kawasan hinterland Surabaya, seperti Gresik dan Sidoarjo, menjadi salah satu fokus penyelenggaraan karena wilayah tersebut merupakan daerah penyangga dengan jumlah penduduk padat.
“Hinterland Surabaya itu ada Gersik, ada Sidoarjo, pinggiran Surabaya daerah-daerah yang padat, maka penjangkauan terhadap sembako yang murah itu menjadi penting. Kita semua berharap bahwa stabilisasi harga bisa kita lakukan, kita berharap bahwa pengendalian inflasi bisa kita maksimalkan,” ujarnya.
Khofifah menambahkan, keberadaan Pasar Murah juga menjadi bentuk komplementer dari program yang telah dijalankan masing-masing pemerintah daerah.
“Provinsi sebetulnya melakukan komplementaritas dari apa yang sudah dilakukan oleh Kota Surabaya, terutama Gresik dan Sidoarjo. Kita membangun berseiringan lewat daerah-daerah hinterland-nya dan daerah pinggiran Surabaya,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Khofifah menjelaskan bahwa distribusi Pasar Murah pada hari yang sama dilakukan di dua titik.
“Jadi kalau pagi ini kita di Benowo, sore hari kita di Krian (Sidoarjo). Jadi pinggiran-pinggiran hinterland itu memang harus disapa supaya keterjangkauan sembako itu betul-betul bisa kita maksimalkan, mendekatkan kepada masyarakat,” jelasnya.
Khofifah juga kembali mengingatkan agar Pasar Murah tidak ditempatkan di dekat pasar tradisional. “Saya selalu minta setiap pasar murah jauhkan dari pasar tradisional. Ini bukan kompetitor pasar tradisional. Ini adalah upaya kita memaksimalkan penjangkauan kepada masyarakat. Terutama daerah padat penduduk,” ujarnya.
Selain menjaga stabilisasi harga, Khofifah menyebut, Pasar Murah juga terus disinergikan dengan pelaku usaha kecil menengah (UKM).
“Setiap pasar murah selalu kita berseiringkan dengan UKM. Kita bersyukur dan terima kasih bahwa Disperindag dan UKM Surabaya ini gercep sekali. Kita tidak pernah melakukan proses seperti ini beberapa hari sebelumnya,” katanya.
Khofifah juga menjelaskan bahwa setiap gelaran pasar murah rata-rata hanya dapat menampung sekitar 500-600 konsumen.
“Kita menjangkau rata-rata 500-600 konsumen yang bisa mengakses pasar ini. Karena memang ketersediaan dari telur, gula, minyak goreng ini memang kira-kira bisa cover sampai 600-an pembeli,” ujarnya.
Tak hanya itu, Pemprov Jawa Timur juga menyiapkan stok beras yang cukup di setiap titik. “Nah, untuk beras setiap titik kita siapkan 10 ton. Untuk beras masing-masing bisa membeli 2 pack, 2 pack itu berarti 10 kilo,” pungkasnya. (*/An/A1)


