Bicaraindonesia.id, Surabaya – Sebanyak 6.734 peserta Gerak Jalan Mojokerto–Surabaya (GJMS) 2025 berhasil mencapai garis finis di Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (15/11/2025) malam.
Event tahunan yang selalu menyedot perhatian publik ini kembali berlangsung meriah dan kondusif, mulai dari pemberangkatan di Mojokerto hingga penyelesaian rute di jantung Kota Surabaya.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Jawa Timur (Kadispora Jatim) Hadi Wawan Guntoro menyampaikan bahwa penyelenggaraan GJMS tahun ini berjalan sesuai rencana.
“Alhamdulillah, sampai saat ini secara keseluruhan berjalan lancar. Saya mengikuti mulai dari pos 1, pos 2, pos 3, hingga pos 4, jadi saya tahu persis kondisi di semua titik. Tidak ada kendala berarti bagi peserta,” ujar Hadi.
Menurutnya, sempat terjadi kemacetan kecil di beberapa titik rute sebagai dampak dari antusias warga yang menyambut peserta GJMS. Meski demikian, kondisi tersebut dapat diurai dengan cepat oleh petugas.
“Kemacetan mengalir karena antusiasme masyarakat luar biasa. Sepanjang jalan banyak warga menonton, menyiapkan minuman gratis, ada yang jualan, bahkan menyiapkan tempat istirahat dan sound system,” katanya.
Selain itu, sejumlah kendaraan besar dari kawasan industri sempat melintas di jalur yang dilalui peserta. Namun, situasi tetap terkendali berkat pengaturan petugas di lapangan.
Untuk menjaga keselamatan peserta, panitia menyiagakan tenaga medis dan tim evakuasi di setiap pos. Mereka bertugas menangani peserta yang mengalami kelelahan atau cedera ringan.
“Ada yang luka lecet, hampir pingsan, atau tidak kuat melanjutkan perjalanan, langsung ditangani. Kami juga siapkan tim pengangkut dengan satu bus dan satu truk di dua titik,” jelas Hadi.
Hingga malam hari, tidak ditemukan laporan gangguan kesehatan serius dari ribuan peserta yang mengikuti event tahun ini.
Salah satu inovasi pada GJMS 2025 adalah penerapan sistem penilaian digital berbasis GPS. Setiap peserta melakukan tag di pos-pos tertentu, dan seluruh datanya terekam otomatis dalam sistem.
“Hasil penilaian keluar secara langsung. Ini inovasi baru agar sportivitas dan fairplay tetap terjaga. Kalau ada peserta yang naik mobil atau motor pasti terlihat karena sistem mencatat semua pergerakan,” tegasnya.
Hadi menambahkan bahwa GJMS bukan sekadar ajang adu cepat, melainkan simulasi perjalanan para pejuang kemerdekaan yang berjalan sambil menjaga ritme dan stamina.
Setiap pos dalam GJMS 2025 mengusung tema sejarah berbeda sebagai bentuk edukasi bagi para peserta. Beberapa tema yang dihadirkan antara lain:
- Pos 1 – Mojopahit: menampilkan video sejarah Majapahit dan suasananya.
- Pos 2 – Prakemerdekaan: menggambarkan perjuangan pemuda, Hari Lahir Pancasila, dan tokoh nasional.
- Pos 3 – Reklamasi Kemerdekaan: menampilkan figur Bung Tomo serta nuansa revolusi.
- Pos 15 – Pembangunan Pasca Kemerdekaan: menampilkan video pembangunan Jawa Timur hingga proyeksi masa depan, termasuk ilustrasi Gerbong Baru Nusantara.
Atmosfer sejarah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta yang menempuh perjalanan panjang dari Mojokerto menuju Surabaya.
GJMS 2025 tidak hanya diikuti peserta dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, tetapi juga dari berbagai daerah luar provinsi.
“Ada peserta dari Jakarta, Depok, Semarang, bahkan Sulawesi Selatan. Event ini semakin menjadi agenda nasional,” ujar Hadi.
Ia berharap pelaksanaan GJMS di masa mendatang dapat berkembang menjadi agenda sport tourism berskala besar.
“Harapannya GJMS dikemas lebih profesional. Teknologi sudah mulai kita gunakan, dan ini menjadi tawaran baru ke depan,” tandasnya. (*/Dap/A1)


