Bicaraindonesia.id – Panglima Koarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan mendampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, pada acara penandatanganan prasasti pembangunan Stasiun Bantu (Sionban) kapal selam dan peresmian Mess Tjiptadi, di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau , Senin, (5/4/2021).
“TNI Angkatan Laut tetap berkomitmen bahwa peningkatan sarana dan prasarana pendukung tugas operasi merupakan prioritas dalam menuju TNI Angkatan Laut yang profesional, mandiri dan tangguh.” kata Laksamana TNI Yudo Margono dalam keterangan tertulis yang diterima Bicaraindonesia.id, Selasa (6/4/2021).
Pembangunan Sionban Kapal Selam ini akan dibangun di lahan seluas 1.050 meter persegi. Dengan bangunan dua lantai seluas 1.008 meter persegi. Selain itu, Sionban di Natuna akan menampung daya listrik dari PLN sebesar 555 KVA untuk aliran darat dukungan kapal selam.
Sementara itu, Mess Tjiptadi Lanal Ranai yang memiliki fasilitas 11 kamar tersebut, dibangun di atas luas tanah 1.100 meter dengan luas bangunan 585 meter persegi.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan bahwa pembangunan sarana dan prasarana pendukung ini bukan tanpa perjuangan. Terlebih, sampai saat ini pandemi Covid-19 masih terus memberikan dampak signifikan terhadap roda perputaran ekonomi bangsa. Hal ini secara langsung telah berimbas pada refocusing dan realokasi anggaran negara termasuk di dalamnya anggaran pertahanan.
“Pandemi ini telah mengajarkan kita bahwa pembangunan kekuatan tidak harus menunggu anggaran yang besar, tetapi kita bisa membangun kekuatan itu dengan skala prioritas, yang pada akhirnya secara bertahap dengan penuh keyakinan kekuatan armada tempur TNI Angkatan Laut bisa memberikan efek gentar baik itu di kawasan regional maupun global,” terang Kasal.
Kasal menambahkan, bahwa TNI AL perlu menyikapi perkembangan lingkungan strategis saat ini dengan bijak. Apalagi, perairan Natuna Utara saat ini merupakan wilayah perairan yang cukup menarik perhatian bagi negara-negara di Kawasan.
Menurutnya, adanya perebutan kepentingan antara dua negara besar bukan tidak mungkin akan memberikan dampak bagi negara Indonesia. Selain itu, sengketa wilayah perbatasan masih menjadi tren bagi bangsa-bangsa yang berada di Kawasan perairan Natuna Utara.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati. Sebagai prajurit kita akan senantiasa terpanggil ketika kedaulatan negara kita terancam. Maka, wajib bagi kita dimasa damai ini untuk terus berbenah, terus membangun kekuatan sehingga ketika Ibu Pertiwi memanggil, kita sudah siap !!!,” tegas Laksamana Yudo.
Dispen Koarmada II / A1