Bicaraindonesia.id, Surabaya – Kapal latih layar kebanggaan TNI Angkatan Laut (TNI AL), KRI Bima Suci, kembali mencatat momen istimewa dengan menggelar tradisi mandi khatulistiwa bagi para kadet Asean Plus Cadet Sail (APCS) 2025.
Mengutip siaran tertulis Dispen Koarmada II yang diterima Bicaraindonesia.id menerangkan bahwa tradisi sakral ini dilaksanakan di geladak tengah KRI Bima Suci saat kapal berlayar di Samudra Hindia menuju Malaysia, Rabu (13/8/2025).
Mandi khatulistiwa merupakan ritual turun-temurun yang diwariskan oleh para pendahulu TNI AL dan tetap dijaga hingga kini.
Setiap kali KRI Bima Suci melintasi garis nol derajat lintang khatulistiwa, seluruh personel dan peserta pelayaran yang belum pernah mengikutinya wajib menjalani prosesi ini.
Tradisi tersebut dikenal luas di kalangan pelaut dunia sebagai simbol pencapaian pelaut sejati.
Komandan KRI Bima Suci sekaligus Dansatgas pelayaran Latihan Praktek Kartika Jala Krida (Lattek KJK) Taruna AAL Angkatan ke-72 dan APCS 2025, Letkol Laut (P) Sugeng, menegaskan bahwa mandi khatulistiwa menjadi momen berharga bagi setiap pelaut muda.
“Ini merupakan tradisi bagi pelaut-pelaut muda yang berlayar dan melintas garis khatulistiwa. Tradisi ini tidak hanya sebagai tradisi pelaut Indonesia, namun juga pelaut di seluruh dunia,” ujar Dansatgas dalam keterangan tertulis dikutip pada Rabu (13/8/2025).
Dalam prosesi mandi khatulistiwa ini, personel KRI Bima Suci memerankan tokoh-tokoh legendaris dunia maritim seperti Dewa Neptunus, Dewi Amfirite, Kapten Davy Jones, dan para punggawa laut.
Para kadet dimandikan dengan air laut yang dialirkan melalui selang, dibaptis dengan meminum jamu khusus, serta menerima sertifikat dan nama baptis samudera yang diambil dari nama-nama rasi bintang.
Melalui tradisi ini, para kadet APCS 2025 secara resmi menjadi warga kehormatan KRI Bima Suci. Momen ini tidak hanya mempererat jiwa korsa antara awak kapal dan peserta pelayaran, tetapi juga menanamkan kebanggaan sebagai bagian dari tradisi maritim TNI AL yang menjunjung tinggi warisan pelaut nusantara dan dunia. (*/Pen2/A1)