Bicaraindonesia.id, Jakarta – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi anak sekolah resmi dimulai pada Senin, 14 Juli 2025. Kegiatan ini diawali di Sekolah Rakyat, yang merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah terus mematangkan konsep Sekolah Rakyat sebagai bagian dari strategi nasional untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Sekolah ini tidak hanya menyediakan pendidikan berkualitas, tetapi juga memberikan perhatian menyeluruh terhadap aspek kesehatan siswa, mulai dari pemeriksaan gigi hingga pemetaan bakat.
CKG menjadi salah satu pilar utama pelaksanaan Sekolah Rakyat. Pemeriksaan dilakukan menyeluruh sebelum siswa masuk asrama. Pemeriksaan ini mencakup pengukuran berat dan tinggi badan, kesehatan gigi, mata, jantung, hingga tes darah.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut program ini sebagai bagian dari quick win Presiden Prabowo, yang telah berjalan sejak 10 Februari 2025 melalui layanan di Puskesmas.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah melakukan simulasi program ini di beberapa sekolah, seperti BPK Penabur dan Pondok Pesantren Assidiqiyah.
Hasil simulasi menunjukkan banyak temuan gangguan kesehatan pada siswa, mulai dari gangguan penglihatan, karies gigi, hingga risiko diabetes karena faktor keturunan.
“Masalah kesehatan selalu ditemukan di setiap anak, entah itu diabetes, gangguan mata, karies. Semuanya kita rujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Menkes Budi dalam rilis tertulisnya dikutip pada Selasa, 15 Juli 2025.
Selain cek kesehatan, Sekolah Rakyat juga mengusung pendekatan pemetaan talenta berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI). Pendekatan ini digunakan untuk membantu siswa mengenali potensi diri sejak dini dan memetakan kompetensi secara akurat.
Menkes Budi menegaskan komitmennya untuk menjaga kesehatan siswa selama masa belajar di Sekolah Rakyat.
“Saya memastikan semua siswa sehat jangan sampai sakit, sampai selesai. Kalau ada penyakit menular maka diperiksa dulu, kalau ada langsung diobati, kalau perlu dikarantina sebentar setelah itu langsung sekolah,” jelasnya.
Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf, yang ditunjuk sebagai penanggung jawab operasional program, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bagian dari strategi besar presiden dalam memperluas akses pendidikan. Tujuannya, agar tidak ada anak dari keluarga miskin yang tertinggal.
“Dalam rangka menerjemahkan gagasan presiden tentang Sekolah Rakyat ini, kami tidak bekerja sendiri. Tapi ini adalah tim besar. Bahkan presiden mengeluarkan Inpres tahun 2025, di mana tugas ini dijalankan secara bersama-sama,” jelasnya.
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, menambahkan bahwa pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu, siswa tidak hanya mendapat materi pelajaran, tapi juga fasilitas pendukung seperti laptop, makan tiga kali sehari, dua kali camilan, serta asrama tempat tinggal.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat mengusung pendekatan multi-entry dan multi-exit. Ini memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk menggali potensi dan minat mereka secara optimal.
“Tidak usah khawatir anak-anakku. Semua potensi apapun yang anda miliki, Insya Allah akan terus dikembangkan. Mereka yang berminat di bidang scientist tentu akan didorong penguatan dan terus kebebasan eksperimennya,” ujar Muhaimin.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa Presiden Prabowo dijadwalkan akan meresmikan 100 Sekolah Rakyat secara serentak pada Agustus mendatang. Langkah ini sebagai bentuk percepatan implementasi program nasional tersebut.
Hingga pertengahan Juli 2025, program Cek Kesehatan Gratis telah menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat umum. Untuk kategori sekolah, Kemenkes menargetkan 53,8 juta pelajar di 282 ribu satuan pendidikan sebagai sasaran utama. (*/Pr/A1)