BicaraIndonesia.id, Ponorogo – Ratusan benda pusaka terpajang rapi di Pendopo Agung Ponorogo, memanjakan mata para pengunjung. Di antara koleksi tersebut, salah satu yang paling menarik perhatian adalah mothik, senjata khas Ponorogo yang jarang dikenal luas.
Pameran keris, tombak, hingga mothik ini berlangsung selama empat hari, mulai Senin (23/6/2025), sebagai bagian dari rangkaian acara Grebeg Suro 2025 bertajuk Pagelaran Pusaka.
Koordinator pameran, Titis Mursito, menjelaskan bahwa acara ini sengaja menonjolkan keberadaan keris lokal buatan para mpu asal Ponorogo, yang dikenal memiliki ciri khas tersendiri.
“Perlu kita edukasikan kepada generasi muda yang akan menumbuhkan minat melestarikan benda pusaka. Apalagi keris juga mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda,” kata Titis seperti dikutip melalui laman resmi ponorogo.go.id pada Selasa (24/6/2025).
Lebih lanjut, Titis mengupas tentang mothik, senjata tradisional khas Ponorogo yang sekilas mirip golok. Namun, mothik memiliki keunikan tersendiri dari segi bentuk dan fungsi.
“Perbedaannya adalah mothik lebih panjang dan tebal, memiliki fuller atau cekungan jalan darah, serta terbuat dari baja tempa lipat,” jelasnya.
Bagian atas karah atau sekitar dua sentimeter dari pangkal bilah mothik, menurut Titis, juga memiliki ciri khas tersendiri. Permukaannya sengaja dibuat tumpul untuk fungsi tertentu. “Bisa lebih dicermati di lokasi pameran,” ajaknya.
Pameran tahun ini terasa lebih semarak karena lima paguyuban penggemar benda pusaka di Ponorogo turut ambil bagian secara aktif. Masing-masing paguyuban rela memamerkan puluhan koleksi keris, tombak, dan mothik milik mereka.
“Saya hitung-hitung, ada 150 keris, 30 tombak, belum ditambah mothik,” ungkap Titis.
Dari keberagaman pusaka yang dipamerkan, sebagian besar dinilai layak untuk menjadi koleksi permanen di museum peradaban di Sampung. Apalagi, menurut Titis, Ponorogo memiliki tradisi pembuatan keris dan senjata tajam lain yang khas.
“Pada zaman pembuatannya dulu, mpu mampu membedakan antara baja, besi, titanium. Belum ada tambang, tapi bisa mengambilnya dari alam,” pungkasnya. ***
Editorial: B1
Source: Pemkab Ponorogo