BicaraIndonesia.id, Surabaya – Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) resmi menggelar pelatihan pemetaan potensi siswa berbasis Talent DNA dan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk guru bimbingan konseling (BK) di jenjang SMA dan SMK Negeri. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Dindik Jatim pada Selasa (20/5/2025).
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, menegaskan pentingnya peran guru BK sebagai ujung tombak dalam memahami potensi unik setiap siswa.
“Selama ini kan kadang-kadang kita menganggap gini, pertama, anak ini kok nakal, anak ini kok susah diatur, anak ini kok pintar, cerdas. Kan masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Dari talent DNA ini nanti akan terlihat potensi anak-anak ini,” ujar Aries kepada awak media usai pembukaan Talent DNA-ESQ.
Aries menjelaskan bahwa pemetaan potensi siswa sangat penting untuk membimbing mereka sesuai dengan minat dan bakatnya. Ia juga menilai bahwa wali kelas perlu dilibatkan agar pembinaan siswa berjalan lebih efektif.
“Siapa yang melihatnya, tentu guru BK-nya, karena guru BK-nya akan membimbing mereka. Siapa lagi yang bisa melihat bagaimana potensi anak? Wali kelasnya,” tambah Aries.
Dindik Jatim kini mulai memfasilitasi pelatihan melalui metode Training of Trainers (ToT). Para guru BK yang telah dilatih nantinya akan menjadi pelatih untuk guru BK lainnya di seluruh Jawa Timur.
“Nah, dari guru BK ini kita coba untuk membuat mereka ToT, nanti mereka sudah paham, mereka akan menjadi coaching di berbagai guru BK,” jelas Aries.
Melalui pelatihan ini, para guru BK akan mendapatkan data Talent DNA setiap siswa yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam pembinaan yang lebih personal dan tepat sasaran.
“Setelah itu guru BK ini juga akan melihat potensi anak. Jadi nanti kita mungkin merekam dari talent DNA anak si A sampai si Z anak-anak itu, dia guru BK sudah punya pegangan,” katanya.
Aries juga menyampaikan bahwa pendekatan Talent DNA akan mengungkap keunikan potensi siswa, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga seni, budaya, dan keterampilan lainnya.
“Akhirnya nanti dilihat, oh anak ini bukan tidak pintar, anak ini bukan tidak cerdas. Karena memang dia ini potensi di budaya, potensi di seni, ini potensi akademik. Jadi tidak ada sesuatu yang kita paksakan,” tuturnya.
Ia turut mengutip pernyataan Gubernur Jawa Timur saat itu, Khofifah Indar Parawansa, yang menekankan pentingnya memahami keinginan dan karakter siswa ketimbang memberi label negatif.
“Jadi sekali lagi yang pernah dikatakan Ibu Gubernur, tidak ada anak nakal, yang ada anak kita perlu tahu bagaimana keinginan. Nah, di situ sisi-sisi yang nanti akan kita berikan pembekalan di sekolah,” tegas Aries.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para siswa lulusan SMA/SMK tidak lagi kebingungan menentukan arah masa depan mereka.
“Apakah dia mau jadi wirausaha, dia mau jadi pengusaha, dia mau jadi birokrat, mau jadi TNI dan Polri, itu lebih mudah pemetaannya. Tinggal diberi tahu anak dan orang tuanya, akhirnya nanti lebih terarah,” jelasnya.
Pelatihan tahap awal difokuskan pada guru BK, menyusul pelatihan sebelumnya kepada kepala sekolah baru agar lebih memahami potensi kepemimpinan pribadi.
“Supaya kepala sekolah ini sadar dirinya, bahwa oh saya ternyata ada kekurangan, kekurangannya di mana, itu yang dibenahi sama dia, ditingkatkan, atau dia ikut pelatihan supaya jadi kepala sekolah yang betul-betul menjadi leader bagi guru-guru dan sekolahnya,” ujar Aries.
Sebanyak 200 guru BK ditargetkan mengikuti pelatihan tahap awal ini. Dari jumlah tersebut, akan diseleksi 40 guru yang akan menjadi pelatih utama dan membina guru BK lainnya se-Jawa Timur.
“Nah, untuk guru BK ini kita mulai dari 200 orang nanti ketemu 40 orang. 40 orang ini akan menjadi coaching bagi guru BK yang lain se-Jawa Timur,” tambahnya.
Aries juga menegaskan bahwa Talent DNA bukan berdasarkan sampel darah, tetapi singkatan dari Drive, Networking, dan Action yang diisi siswa melalui perangkat digital masing-masing.
“Talent DNA itu Drive, Networking, dan Action. Jadi hasil dari akumulasi yang mereka isi di dalam gadget mereka itu akan kelihatan potensi-potensi mereka,” pungkasnya. (*/An/C1)