Bicaraindonesia.id, Malang – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui UPT Laboratorium Pengembangan dan Pelatihan Kesenian (UPT-LPPK) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim menggelar Pasar Takjil Ramadan di halaman Taman Krida Budaya Malang. Acara ini memberikan ruang bagi pelaku UMKM untuk menawarkan beragam kuliner khas Ramadan.
Kegiatan ini berlangsung selama bulan Ramadan 1446 H, menghadirkan berbagai jenis menu takjil, mulai dari makanan dan minuman tradisional hingga hidangan kekinian yang menggugah selera. Sebanyak 129 pedagang kaki lima (PKL) dan UMKM turut serta dalam ajang ini.
Pasar Takjil Ramadan di Taman Krida Budaya Malang digelar mulai 1 hingga 28 Maret 2025, dengan jam operasional setiap sore pukul 15.00 WIB hingga selepas tarawih.
Kepala UPT Taman Krida Budaya, Susari Ningsih menyampaikan bahwa pasar takjil ini diharapkan menjadi magnet baru bagi wisatawan yang mencari pengalaman kuliner khas Ramadan.
“Pasar Takjil ini diharapkan mampu membuat UPT LPPK menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan,” ujar Sukasih Ningsih kepada Bicaraindonesia.id, Selasa (11/3/2025).
Selain menghadirkan kuliner khas, pengunjung juga disuguhkan dengan pertunjukan live music, menambah daya tarik bagi para wisatawan.
Salah satunya adalah Sarifah, wisatawan asal Surabaya. Ia mengaku antusias dengan keberagaman menu yang tersedia.
“Kebetulan lagi berwisata di Malang dan ternyata ada Festival Kuliner di Taman Krida Budaya ini, jadi sekalian wisata kuliner, apalagi di sini banyak stan kuliner asli Malang serta menu makanan kekinian,” kata Sarifah.

Ia juga mengapresiasi konsep pasar takjil yang tertata dengan baik, memudahkan pengunjung dalam mencari makanan berbuka tanpa harus berkeliling atau mengantre di pinggir jalan.
“Suasananya enak, nyaman, dan kita enggak perlu keliling-keliling atau antre di pinggir jalan karena sudah ada tempat yang khusus disediakan untuk menjual takjil,” imbuhnya.
Keberadaan Pasar Takjil Ramadan ini juga memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM. Banyak pedagang yang mengaku dagangannya laris manis, dengan omzet mencapai jutaan rupiah setiap harinya.
Salah satu pedagang, Ananda, yang menjual ayam bakar, mengungkapkan bahwa sistem penjualan di lokasi ini sangat membantu pelaku usaha kecil.
“Saya sangat senang karena para penjual makanan yang biasanya di pinggir jalan dikumpulkan di satu tempat, lebih tertata, dan pembeli tidak perlu berkeliling lagi. Ini sangat membantu kami para penjual takjil,” ujarnya.
Ananda juga mengungkapkan bahwa menu sayap ayam bakar madu miliknya sangat diminati pengunjung, dengan omzet penjualan yang mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari sejak awal Ramadan.
“Saya berjualan sayap ayam bakar madu, dan omzet yang saya peroleh setiap hari sejak awal Ramadan hingga saat ini berkisar antara Rp2-3 juta per hari,” pungkasnya. ***
Laporan: T1
Editorial: A1