BicaraIndonesia.id, Kendari – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sulawesi Tenggara (Sultra) memfasilitasi ekspor perdana kelapa bulat dari Kendari ke ke Tiongkok.
Pelepasan ekspor kelapa bulat dengan volume 646 ton bernilai Rp2,52 miliar tersebut, berlangsung di Kendari New Port, Senin 19 Agustus 2024.
Kepala Barantin Sahat M. Panggabean mengatakan bahwa ekspor perdana dari Kendari ke Tiongkok merupakan salah satu bentuk implementasi tugas Barantin, selaku ‘economic tools’ yang memfasilitasi akses pasar komoditas unggulan Indonesia dalam perdagangan internasional.
“Berdampak positif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan devisa negara,” kata Sahat M. Panggabean dalam pernyataan persnya dikutip pada Selasa 20 Agustus 2024.
Sahat menjelaskan salah satu fokus utama Barantin, yaitu menerapkan sistem ketertelusuran pada produk ekspor. Melalui ini, produksi komoditas dapat tercatat sejak hulu hingga hilir. Sehingga adanya penerapan sistem ketertelusuran dalam dokumen ekspor, dapat membantu petani di daerah masuk ke pasar Internasional.
“Ketertelusuran komoditas pertanian ekspor harus dipastikan guna memberi jaminan terhadap kesehatan hewan, ikan dan tumbuhan serta keamanan dan mutu pangan serta pakan di negara tujuan,” jelas Kabarantin.
Ia berharap, ekspor perdana ini bisa terus berkembang. Sehingga meningkatkan kesejahteraan petani, pelaku usaha, dan masyakarat, khususnya di Sulawesi Tenggara.
“Kami (Barantin) mengawal di hulu, memastikan kesehatan komoditas memenuhi persyaratan negara tujuan,” tambah Sahat.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tenggara, Asrun Lio menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk mendukung dan memfasilitasi pengembangan komoditas unggulan daerah.
“Kami akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dan meningkatkan kapasitas produksi para petani dan pelaku usaha di Sulawesi Tenggara,” ujar Asrun.
Asrun pun mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari petani, pelaku usaha, dan dinas terkait dalam pengembangan produksi pertanian dan sub produknya agar kian melebarkan potensi ekspor produk asli dari Sulawesi Tenggara.
Komoditas perkebunan berupa kelapa bulat di wilayah Sulawesi Tenggara menjadi salah satu komoditas pertanian unggulan. Tercatat dari data IQFast (‘Indonesian Quarantine Full Automatic System’), frekuensi pengiriman kelapa bulat sepanjang 2024 ini telah dilalulintaskan sebanyak 1,66 ribu ton. Namun, hanya dilalulintaskan secara domestik atau antararea ke Surabaya dan Makassar.
Selain kelapa bulat, terdapat komoditas lain asal Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi ekspor. Di antaranya, kopra, jagung biji, kakao biji, mede biji, cengkeh, tepung kelapa, biji pinang, dan pala. Hal ini bisa dilihat dari jumlah komoditas yang dilalulintaskan.
Data volume lalu lintas untuk kopra sebesar 28,46 ribu ton, jagung biji sebesar 39,99 ribu ton, kakao biji sebesar 5,83 ribu ton, mede biji sebesar 4,91 ribu ton, cengkeh sebesar 2,52 ribu ton. Kemudian untuk kelapa bulat sebesar 1,66 ribu ton, tepung kelapa 1,24 ribu ton, biji pinang sebesar 458 ton, dan pala sebesar 297 ton.
Sementara itu, Kepala Karantina Sulawesi Tenggara, Azhar menambahkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan dalam mendorong ekspor di provinsi ini.
“Harapan ke depannya ekspor komoditas pertanian dapat lebih meningkat, sehingga dapat menjadi nilai tambah yang besar untuk daerah Sulawesi Tenggara dan para petani,” tutup Azhar. ***
Editorial: A1