Bicaraindonesia.id, Surabaya – Menjelang peresmian kawasan Kota Lama Surabaya, antusiasme masyarakat terus meningkat. Dalam seminggu terakhir, berbagai kalangan terlihat menikmati suasana baru di kawasan yang kini dikenal sebagai “Surabaya Kuto Lawas”.
Masyarakat bersepeda, bermain skuter, berswafoto, dan menikmati suasana malam bersama keluarga, meski kawasan ini belum resmi dibuka.
Pengamat Kebijakan Publik dan Sosiolog dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Andri Arianto, menilai revitalisasi ini sebagai langkah strategis dalam mengembangkan potensi Kota Pahlawan.
“Mimpi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk menjadikan Surabaya sebagai destinasi wisata dan warisan sejarah dunia semakin nyata,” ujar Andri Arianto melalui keterangan tertulis dikutip Jumat 21 Juni 2024.
Andri menjelaskan bahwa kawasan Kota Lama Surabaya dikenal dengan arsitektur gedung cagar budaya yang eksotis serta kehidupan masyarakat yang multikultural, termasuk komunitas Arab, Tionghoa, Madura, dan Jawa.
“Kawasan ini merupakan warisan nyata kehidupan multikultur dan wajah toleransi masyarakat Kota Surabaya sejak masa lalu,” jelas Andri.
Revitalisasi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berkunjung dan melihat pengelolaan baru yang menawarkan pengalaman wisata yang aman dan nyaman.
Menurut dia, revitalisasi Kota Lama ini merupakan bukti nyata gotong royong dalam kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi.
“Proyek ini melibatkan berbagai dinas pemerintahan, seperti Bappedalitbang sebagai perencana, Disbudporpar sebagai pelaksana, hingga Diskominfo yang bertugas dalam sosialisasi dan promosi,” tambah Andri.
Peresmian Kota Lama Surabaya dijadwalkan pada akhir Juni 2024. Kawasan ini diharapkan menjadi destinasi wisata unggulan di Kota Pahlawan, menawarkan pengalaman baru bagi para pelancong sekaligus menciptakan peluang kerja lebih luas bagi warga setempat.
“Fakta di lapangan menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat sebelum peresmian. Hal ini memberikan bekal kuat bagi keberlanjutan dan preservasi kawasan cagar budaya yang edukatif, sebagai identitas masyarakat Surabaya yang pluralis dan multikultur,” ujar Andri.
Di waktu terpisah, Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa pemkot menggandeng sejumlah komunitas untuk meramaikan Kota Lama Surabaya. Para komunitas akan menyediakan paket wisata sehingga para pelancong dapat merasakan nuansa Kota Lama Surabaya.
Paket wisata tersebut termasuk komunitas penyewaan kostum bergaya Eropa, komunitas bike tour, hingga komunitas Jeep tour. Terbaru, Wali Kota Eri juga akan menggandeng para tukang becak di kawasan zona Eropa menjadi becak wisata.
“Yang menggerakkan dan meramaikan Kota Lama Surabaya adalah komunitas. Ada komunitas penyewaan baju (kostum) Eropa di Gedung Internatio. Ada mobil Jeep dari komunitas, lalu ada becak yang kita libatkan. Kita bedakan gayanya, becaknya, dan baju juga berbeda,” kata Eri.
Meski Kota Lama Surabaya belum diresmikan, destinasi wisata heritage itu semakin menarik perhatian wisatawan. Eri pun menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang sudah beraktivitas di kawasan wisata tersebut.
“Saya matur nuwun (terima kasih) bahwa Surabaya ini bisa. Tunjungan bisa ramai, Kota Lama ternyata juga menarik,” pungkasnya. (*/An/C1)