Bicaraindonesia.id – Proses pekerjaan irigasi dan olah tanah Food Estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) ditargetkan dapat selesai awal Oktober 2020. Sehingga diharapkan pada Oktober 2020-Maret 2021 sudah bisa mulai tanam.
Pembangunan pusat pengembangan tanaman pangan tersebut diharapkan pula menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa dan menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, terdapat dua pengembangan food estate di Kalteng. Pertama yakni untuk tanaman padi dengan leading sector Kementerian Pertanian yang berada di lahan aluvial seluas 165 ribu hektare, pada lahan Eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) dan untuk tanaman singkong dengan leading sector Kementerian Pertahanan seluas 60 ribu hektare.
Sebagai tahap awal, akan mulai dikerjakan food estate untuk tanaman padi seluas seluas 32 ribu hektare pada Oktober 2020 yang terdiri dari 30 ribu hektare di kawasan dengan kondisi sawah dan irigasi baik, serta 2 ribu hektare di Kecamatan Dadahup.
“Untuk tanaman padi dimulai dengan perbaikan saluran irigasi dan perbaikan jalan-jalan masuk (aksesibilitas) menuju kawasan food estate pada Oktober 2020. Sisanya 133.000 hektare akan dilanjutkan nanti 2021, sehingga akhir tahun 2021 kawasan estate padi seluas 165.000 selesai dikerjakan fisik semua dan mulai tanam full pada 2021,” kata Menteri Basuki, Selasa (1/9/2020).
Sementara untuk food estate tanaman singkong, Menteri Basuki menjelaskan, pada tahun 2020 dari total rencana area pengembangan 60 ribu hektare, akan mulai dikerjakan seluas 30 ribu hektar pada 2020-2021 di Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisang, dan Kabupaten Kapuas. Sisanya seluas 30 ribu hektare sebagian besar berada di Kabupaten Murung Raya dan akan mulai dilaksanakan tahun 2021.
“Sekarang anggarannya sudah tersedia, Kementerian Pertahanan akan menggerakkan prajurit Zeni TNI AD dalam rangka land clearing, land grabbing, untuk siapkan lahan tanaman singkong. Ini lebih mudah dari padi yang lebih sensitif, kalau padi harus benar-benar flat untuk bisa irigasi dengan baik,” ungkapnya.
Menurut dia, ketersediaan air menjadi kunci utama program pengembangan pusat tanaman pangan di Kalteng. Kementerian PUPR mendukung tata air untuk pengembangan food estate melalui rehabilitasi dan peningkatan saluran dan jaringan irigasi, baik mulai irigasi primer, sekunder, tersier maupun kuarternya.
Selain infrastruktur, dalam pengembangan program food estate juga tengah disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dibawah koordinasi Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN.
“Untuk persiapan SDM akan ada program komponen cadangan. Kami akan merekrut secara sukarela masyarakat, utamanya dari lokal dengan rentang usia 28-35 tahun. Kemudian ikut program komponen cadangan dengan dilatih bagaimana cara bertani dalam waktu kurang lebih 4 bulan,” kata Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi.
Source: Setkab
Editorial: C1