Bicaraindonesia.id, Madinah – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyediakan obat dan perbekalan kesehatan (Perbekkes) sebanyak 62,3 ton bagi jemaah haji. Ini bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang tidak diinginkan saat pelaksanaan ibadah haji.
“Tahun ini, dari tanah air kami membawa 2.872 koli untuk obat dan kemudian untuk perbekalan kesehatan alat kesehatan habis pakai sebanyak 1.826 koli. Totalnya, kami bawa dari Indonesia sebanyak 4.710 koli atau seberat 62,3 ton,” kata Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian, Agusdini Banun Saptaningsih melalui rilis tertulisnya di KKHI Madinah, Arab Saudi, seperti dikutip pada Rabu 15 Mei 2024.
Direktur Agusdini mengantar langsung 300 koli obat yang terdiri dari psikotropika, insulin dan obat perbekalan kesehatan lain. Sementara itu, sisanya sedang dalam perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi.
Ia mengungkapkan, pengadaan obat tahun ini lebih profesional dibandingkan tahun lalu. Pada tahun ini, perencanaan obat dibuat berdasarkan metode konsumsi dan morbilitas.
”Tidak seluruhnya membeli di tanah air khususnya untuk cairan infus. Untuk infus, hanya membeli 25% dari tanah air dan 75% nya adalah membeli di Arab Saudi karena secara unit cost lebih ekonomis bila membeli di sini,” kata Agusdini.
”Kalau beli di Indonesia memerlukan transportasi yang mahal, bisa habis sekitar Rp 3-4 M sehingga, Alhamdulillah, dengan pengadaan obat yang 25%, khususnya infus, dibeli di Indonesia dan 75% di Arab Saudi, kita dapat menghemat kurang lebih Rp 3 miliar,” kata dia.
”Kami berharap dengan tersedianya obat dan perbekkes yang telah diadakan dapat membantu mengurangi angka kesakitan pada jemaah sehingga penyelenggaraan haji tahun ini dapat berjalan lancar,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Kesehatan PPIH 2024 dr Indro Murwoko mengatakan, proses pengadaan obat untuk layanan kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Makkah dan Madinah dilakukan di Indonesia.
Obat-obatan tersebut sudah tiba di Arab Saudi dengan proses penerimaan dilakukan di Makkah. Selanjutnya, Kemenkes akan melakukan pemilihan obat dengan perhitungan kurang lebih 20-25 persen dialokasikan untuk layanan di KKHI Madinah. (*/B1)