Bicaraindonesia.id, Prancis – Memperkuat jaringan global INTERPOL untuk memerangi ancaman kejahatan transnasional terorganisir, menjadi fokus pertemuan Heads of National Central Bureaus (NCBs) tahunan yang berlangsung di Lyon, Prancis, pada tanggal 23-25 April 2024.
Membangun dari lima tindakan prioritas yang digariskan dalam Deklarasi Wina, 321 pejabat kepolisian dari 136 negara yang berpartisipasi dalam konferensi akan mengidentifikasi inisiatif untuk memperluas akses ke basis data global INTERPOL. Ini untuk mendorong berbagi data kriminal operasional yang lebih besar.
Selain diskusi panel selama sesi pleno, para delegasi juga akan ambil bagian dalam meja bundar untuk diskusi regional yang lebih terfokus pada berbagai ancaman. Seperti di antaranya, ancaman penipuan keuangan berbasis siber, eksploitasi seksual anak daring, dan terorisme.
“Kami memiliki 196 anggota yang kuat, dan kekuatan kami terletak pada komitmen berkelanjutan terhadap berbagi informasi intelijen dan kemitraan internasional,” kara Presiden INTERPOL Ahmed Naser Al-Raisi dalam pernyataan resmi tertulis, dikutip pada Rabu 24 April 2024.
Ia menilai bahwa menyediakan alat yang dibutuhkan Polisi untuk memerangi kejahatan bersama sangatlah penting.
“Menghadapi masa depan, NCB menjadi lebih vital dari sebelumnya, memainkan peran penting dalam keberhasilan operasi paling kritis organisasi,” ujarnya.
Sementara itu dalam pernyataannya, Sekretaris Jenderal Jürgen Stock menyoroti sejumlah pencapaian operasional dari 12 bulan terakhir. Termasuk Operasi Storm Makers II yang menargetkan perdagangan manusia dan penyelundupan migran terkait dengan pusat penipuan siber.
Selain itu, ia juga menyoroti Operasi Haechi IV terhadap kejahatan keuangan daring yang mengakibatkan penyitaan aset senilai USD 300 juta di 34 negara.
“Terorisme tetap global, bergerak, sementara kejahatan terorganisir terus berkembang di seluruh benua dan lintas pasar,” kata Sekretaris Jenderal Stock.
Karena itu, ia menekankan jika NCB INTERPOL harus terus bersiap dan menanggapi ancaman kriminal tersebut secara terkoordinasi dan terarah di tingkat nasional, regional, maupun global.
“Setiap informasi, yang dibagikan atau dirahasiakan, dapat berarti perbedaan antara penangkapan dan tragedi dalam skala global,” jelas dia.
NCB adalah titik pusat bagi semua aktivitas INTERPOL di suatu negara. NCB berfungsi menghubungkan penegak hukum nasional dengan negara lain, serta dengan markas Sekretariat Jenderal di Lyon, melalui jaringan komunikasi kepolisian global yang aman.
Sepanjang tahun 2023 saja, NCB INTERPOL telah saling bertukar lebih dari 18 juta pesan dan melakukan pencarian pada basis data global Organisasi tersebut hampir delapan miliar kali, setara dengan lebih dari 250 pencarian setiap detik. (*/A1)