Bicaraindonesia.id, Jakarta – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa aktivitas Gunung Api Semeru, Jawa Timur saat ini masih tinggi.
Karenanya, PVMBG meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 km dari kawah karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat di sekitar Gunung Semeru diharapkan tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya letusan dan awan panas guguran yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur tersebut.
“Saat ini aktivitas vulkanik G. Semeru masih tinggi, didominasi gempa Letusan, Hembusan, Guguran dan Tremor Harmonik. Gempa vulkanik masih terekam secara intensif. Untuk itu, PVMBG meminta Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam siaran persnya di Jakarta, seperti dikutip pada Sabtu, 17 Februari 2024.
Selain lontaran batu pijar, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai keil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Meski mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, PVMBG masih menetapkan status G. Semeru masih tetap pada Level I atau Siaga.
“Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 16 Februari pukul 09.00 WIB, maka tingkat aktivitas G. Semeru mash tetap pada Level I (Siaga),” jelas Hendra.
PVMBG mencatatkan perkembangan terakhir aktivitas Gunung Semeru hingga 15 Februari 2024 adalah sebagai berikut :
– Aktivitas erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut.
– Kegempaan G. Semeru didominasi oleh gempa-gempa dekat permukaan, mengindikasikan bahwa aktivtias G. Semeru pada saat ini didominasi oleh aktivitas magmatik pada kedalaman yang dangkal.
– Nilai variasi kecepatan seismik (dv/v) menunjukkan nilai yang positif dengan simpangan yang besar, dinterpretasikan bahwa tekanan/ stress pada tubuh gunungapi masih relatif tinggi dan relatif dangkal.
– Data deformasi memperlihatkan bahwa tubuh gunungapi mengalami inflasi dengan sumber tekanan berlokasi dangkal, yang berkorelasi dengan terus terjadinya perpindahan tekanan dari dalam tubuh gunungapi ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi dan hembusan.
– Emisi SO2 dan anomali thermal relatif mengalami penurunan sejak Januari 2024.
– Potensi bahaya dari meningkatya tekanan dan perubahan karakteristik erupsi Gunung Api Semeru ini adalah terjadinya peningkatan gempa guguran yang dapat memic terjadinya awan panas guguran.
Sebagai informasi, Gunungapi Semeru, berlokasi di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mempunyai kawah aktif Jonggring-Seloko di sisi tenggara Puncak Mahameru. Erupsi Gunung Semeru umumnya abu bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3-4 kali setiap jam.
Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk. Selanjutnya terjadi letusan bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.
Pada saat terjadi erupsi eksplosif, biasanya diikuti oleh terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di G. Semeru. (*/A1)