BicaraIndonesia.id, Jakarta – Riset laut dalam menjadi salah satu fokus penelitian strategis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Fokus penelitian dilakukan karena di dalamnya, tersimpan kehidupan ekosistem yang banyak manfaatnya bagi manusia. Hasil riset laut dalam ke depan diharapkan dapat menjadi pilar dalam mendukung kemandirian Indonesia.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Riset Laut Dalam, Intan Suci Nurhati pada Talkshow Teknologi Laut Dalam dan Maritim yang merupakan rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-28, Jumat, 4 Agustus 2023.
“Lebih dari 85 persen wilayah laut dalam belum dieksplorasi, padahal wilayah ini menyimpan banyak potensi sebagai sumber oksigen dan makanan. Sebagian besar lautan dalam di Indonesia terletak di wilayah timur, seperti Laut Banda yang memiliki palung bernama “Palung Weber” dengan kedalaman mencapai 7.440 meter dan lebar 150 km,” kata Intan Suci Nurhati dalam keterangannya, seperti dilansir pada Sabtu, 5 Agustus 2023.
Menurut Intan, eksplorasi di wilayah ini merupakan tantangan besar karena memerlukan infrastruktur yang kuat dan mumpuni. Termasuk kapal riset dan peralatan eksplorasi tingkat lanjut.
“Riset tentang laut dalam selain membutuhkan peralatan yang mumpuni juga penuh tantangan. Penggunaan kapal selam dan submersible menjadi contoh infrastruktur penting untuk riset di wilayah ini. Namun, hal tersebut memerlukan dukungan dan anggaran yang memadai untuk memastikan riset dapat dilakukan dengan efektif dan sukses,” jelas Intan.
Intan berharap, ke depan dengan upaya dan dukungan BRIN, riset tentang laut dalam di Indonesia dapat berkembang lebih pesat. Juga, menghasilkan penemuan-penemuan penting dan pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.
Sementara itu, ditanya mengenai dukungan BRIN untuk riset laut dalam, Sekretaris Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Nining Setyowati Dwi Andayani menuturkan, bahwa 70 persen dari sumber daya manusia yang didukung BRIN difokuskan untuk riset laut dalam dan maritim.
“Kualitas sumber daya manusia harus unggul agar dapat menghasilkan inovasi yang cemerlang di masa depan. Hal ini sangat penting mengingat pertimbangan geografis Indonesia dan potensi sumber daya yang dimiliki di bidang hayati, antariksa, maritim, laut dalam, dan nuklir,” jelas Nining.
Nining mengatakan, salah satu kebijakan BRIN untuk mendukung kegiatan riset adalah dengan membuka platform yang tak terbatas hanya untuk sumber daya manusia saja. Upaya ini mencakup peningkatan anggaran untuk sumber daya manusia dan infrastruktur dalam riset, termasuk riset laut dalam dan maritim.
“Tujuan dari kebijakan ini adalah meningkatkan jumlah periset Indonesia dan menyatukan komponen sumber daya manusia, anggaran, serta infrastruktur agar dapat terintegrasi dan diolah bersama,” pungkasnya. ***
Editorial: B1
Source: Humas BRIN


